Ada juga tentang keharmonisan antar umat berbeda agama. Juga cerita Suciati yang tinggal di rumah panggung dan masih kesulitan air bersih.
“Ada juga cerita anak-anak SD yang tetap gembira, meski sebenarnya keadaan belajar mereka sungguh susah. Pokoknya ada banyak hal yang bisa kita lihat dari mereka saat travelling,” kata Efrata lagi.
Belum lagi tentang kuliner setempat yang sebenarnya sungguh enak, tapi masih belum dilirik oleh banyak pihak untuk meningkatkan kesejahteraan di Labuan Bajo dan NTT secara umumnya.
“Saya ingin buku ini dibaca oleh banyak orang. Untuk itu saya akan mengadakan bedah buku pada 5 Desember mendatang. Terbuka untuk umum dan akan disiarkan langsung melalui Instagram Live dengan akun @ketutefrata,” katanya.
Acara tersebut akan dilaksanakan di Kulidan Kitchen & Space di Gianyar, jam 15.00 Wita yang sekaligus akan diadakan peluncuran buku versi digital atau eBook. ***