Sekjen PBB Ingatkan Anggota G-20 Kurangi Pendanaan Bahan Bakar Fosil

- 21 November 2020, 11:29 WIB
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres /zona terbang

DENPASARUPDATE.COM – Isu pandemi Covid-19 tetap menjadi pembahasan sentral dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para pemimpin negara-negara G-20 yang akan berlangsung secara virtual akhir pekan ini.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, medorong upaya pemulihan pasca pandemi Covid-19 yang inklusif dan berkelanjutan dengan meningkatkan aksi iklim dan pengurangan bahan bakar tinggi karbon.

 “Akhir pekan ini para pemimpin negara-negara anggota G20 akan bertemu kala pandemi Covid-19 terus merusak dunia kita. Saya akan turut berpartisipasi dan pesan utama saya sederhana: kita membutuhkan solidaritas dan kerja sama dan kita memerlukan aksi konkret sekarang, terutama untuk pihak yang paling rentan,” kata Guterres dalam konferensi pers yang disiarkan melalui laman resmi KTT G-20 Riyadh pada Sabtu dini hari waktu WIB.

Baca Juga: Ini Profil Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran yang Tegas Penurunan Baliho Habib Rizieq & FPI

Menurut Guterres,  upaya pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan sangat penting guna memastikan keselamatan kehidupan dan menemukan jalan keluar dari krisis ekonomi dan kemanusiaan global, terutama bagi negara-negara berkembang yang berada di jurang kehancuran finansial dan peningkatan kemiskinan, kelaparan dan penderitaan yang menyeluruh.

Terkait penanganan wabah corona, Guterres mengatakan bahwa dobrakan-dobrakan dalam pengembangan vaksin telah membawa secercah harapan. Namun harapan tersebut harus dapat menggapai semua pihak, yang berarti memastikan vaksin diperlakukan sebagai barang publik global yang dapat diakses dan terjangkau oleh semua orang di manapun.

 Oleh karena itu, dia mendesak negara-negara anggota G20 untuk memberikan dukungan penuh terhadap Access to Covid-19 Tools (ACT) Accelerator yang diyakini dapat membantu negara-negara rentan dan berkembang untuk mendapatkan akses terhadap vaksin dengan terjangkau.

Baca Juga: Waduh, Sebut Belum Ada Aturan Jelas, Para Pasien Covid-19 Terancam Tak Dapat Hak Pilih

 Dalam tujuh bulan terakhir, berbagai negara telah berinvestasi dengan total 10 miliar dolar AS untuk mengembangkan vaksin, diagnosis, dan kebutuhan penyembuhan, namun masih diperlukan dana sebesar 28 miliar dolar AS, termasuk 4,2 miliar dolar AS sebelum akhir tahun ini.

Halaman:

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x