Rusia Serbu Ukraina dengan Rudal-Rudal Andalan, Matikan Pertahanan Udara, Eropa Peringatkan Sanksi Keras

- 24 Februari 2022, 20:57 WIB
Serangan rudal Rusia ke kota Kyiv Ukraina pada 24 Februari 2022.
Serangan rudal Rusia ke kota Kyiv Ukraina pada 24 Februari 2022. /Globaldefensive/Denpasar Update

 

DENPASARUPDATE.COM –Akhirnya perang Rusia vs Ukraina pecah. Meski 5 pesawat tempur Rusia berhasil ditembak jatuh, pasukan Rusia langsung melancarkan tembakan rudal ke jantung kota di Ukraina pada 24 Februari 2022. Hal itu setelah Putin mengizinkan operasi militer khusus di Ukraina Timur.

Pagi mengumumkan operasi militer, siang langsung terdengar ledakan dan kepulan udara di sejumlah kota Ukraina. Tak lama setelah itu sebuah ledakan terdengar di ibu kota UkrainaKyiv, dekat bandara utama dan bunyi sirene ambulance meraung-raung di seluruh kota Ukraina.

Inilah perang pertama di era modern dalam suasana pandemic Covid-19.

Baca Juga: Panglima Santri Jabar Uu Ruzhanul: Tak Elok Analogikan Adzan dengan Gonggongan Anjing, Ini Usulannya

 

"Putin baru saja meluncurkan invansi skala penuh ke Ukraina. Kota yang damai sedang di serang," ungkap Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, dikutip DenpasarUpdate.com dari Zonajakarta yang melansir dari Reuters, 24 Februari 2022.

"Ini adalah perang Agresi. Ukraina akan mempertahankan dirinya sendiri dan akan menang. Dunia dapat dan harus menghentikan Putin. Waktu untuk bertindak adalah sekarang," tegas Dmytro.

Sebelum agresi militer dimulai, Rusia telah menuntut diakhirinya ekspansi NATO ke arah timur.

Baca Juga: Penularan Covid-19 Masih Tinggi, Tunda Peresmian GRO Indonesia, Ini Alasannya

 

Putin juga mengulangi posisinya bahwa keanggotaan Ukraina dalam aliansi militer Atlantik pimpinan AS tidak dapat diterima.

Presiden AS Joe Biden, bereaksi terhadap invasi yang telah diprediksi AS beberapa pekan sebelumnya.

AS menjanjikan sanksi keras sebagai tanggapan dan mengatakan bahwa apa yang dilakukan Rusia tidak beralasan dan tidak dapat d benarkan.

Baca Juga: Diduga Terjerat Penipuan Jual Beli Vila, Aktor Jeremy Thomas Kembali Dipolisikan, Besok Diperiksa Polda Bali

 

Kepada Dewan Kepemimpinan PBB, Putin mengatakan dia telah memerintahkan pasukan Rusia untuk melindungi rakyat dan militer Ukraina meletakkan senjata.

Presiden Ukraina mengatakan bahwa darurat militer diumumkan lalu mengimbau agar Rusia termasuk Putin diberikan sanksi.

Bahkan Rusia telah merebut dua kota dan menghancurkan pangkalan udara Ukraina yang membuat beberapa titik di Negara tersebut luluhlantak.

Baca Juga: SINOPSIS BALIKA VADHU HARI INI: Anandhi Menangis Ingat Ibunya, Sanchi Terungkap Lakukan Hal Mesum

 

Setelah itu, untuk keselamatan, Eropa memperingatkan untuk melakukan penerbangan sipil di daerah perbatasan Rusia dan Belarusia.

Sebelumnya, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengungkapkan beberapa rincian sanksi yang akan dihadapi Rusia jika menyerang Ukraina, dengan mengatakan Rusia akan terputus dari pasar keuangan internasional dan kehilangan akses ke barang-barang ekspor utama.

Para pemimpin negara Barat sampai sekarang masih menolak untuk menjelaskan rincian tentang sanksi tanggapan yang telah mereka sepakati jika Rusia menyerbu Ukraina.

Baca Juga: HUJAN UANG! Zodiak Ini Diprediksi Untung dan Bahagia, Ramalan Zodiak Besok Jumat 25 Februari 2022

 

Para pemimpin Barat itu hanya mengesampingkan tanggapan militer dan menjanjikan sanksi ekonomi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Rusia pada prinsipnya akan terputus dari pasar keuangan internasional," ujar Von der Leyen kepada stasiun televisi publik ARD pada Minggu malam (20/2), sebagaimana dikutip DenpasarUpdate dari antaranews.com.

"Sanksi akan dikenakan pada (akses ke) semua barang yang kami buat yang sangat dibutuhkan Rusia untuk memodernisasi dan mendiversifikasi ekonominya, di mana kami dominan secara global dan mereka tidak memiliki penggantinya," kata Presiden Komisi Eropa itu.

Baca Juga: LOWONGAN KERJA PMI! 15 Posisi Dibuka Untuk Pendidikan SMP Hingga D3 Kesehatan, Baca Persyaratannya Disini

 

Von der Leyen, yang mengepalai 27 anggota eksekutif Uni Eropa, mengatakan ketergantungan Rusia pada ekspor bahan bakar fosil adalah kelemahannya.

"Ekspor bahan bakar fosil berkontribusi pada dua pertiga dari nilai ekspor Rusia, dan setengah dari anggaran Rusia berasal dari sana," katanya.

"Rusia perlu memodernisasi, dan tepatnya itu tidak akan mungkin lagi jika sanksi lebih lanjut dinaikkan," ucapnya.

Baca Juga: Kembali Tayang, Inilah 6 Momen Mendebarkan Poin Drama Korea Through The Darkness

 

Namun, dia mengatakan sanksi tidak akan dikenakan sampai setelah invasi apapun dilakukan. Tanggapan EU itu sekaligus menolak seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Sabtu (19/2) untuk penerapan segera sanksi terhadap Rusia.

"Langkah ke sanksi sangat besar sehingga kami tahu kami harus selalu memberi Rusia kesempatan untuk kembali ke diplomasi dan meja perundingan. Jendela (diplomasi) ini masih terbuka," katanya.

Rusia, yang telah menempatkan sekitar 150.000 tentara di sekitar perbatasan utara dan timur Ukraina, menuntut jaminan bahwa Ukraina tidak akan pernah diizinkan untuk bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Baca Juga: SINOPSIS GOPI HARI INI: Kokila Usir Meera, Gopi Menangis Tersedu-sedu, Kinjal Mau Penjarakan Urmila

 

Mencegah bergabungnya Ukraina ke NATO adalah sesuatu yang Presiden Vladimir Putin katakan sangat penting untuk keamanan jangka panjang Rusia. ***

 

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Zona Jakarta ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah