Bagian Pemulihan Ekonomi, Provinsi Bali Ekspor Kakao Fermentasi Sebanyak 10 Ton ke Jepang

- 20 Agustus 2020, 21:24 WIB
Gubernur Bali dan Wagub melihat produk kakao yang di ekspor ke Jepang dari Jembrana Bali
Gubernur Bali dan Wagub melihat produk kakao yang di ekspor ke Jepang dari Jembrana Bali /Humas Pemprov Bali

Sebanyak 10.000 pohon diantaranya dialokasikan di Subak Abian Dwi Mekar, Desa Poh Santen.

Kemudian ada juga bantuan bibit kelapa gajah 12.000 pohon dengan luas 100 Ha yang tersebar di beberapa Subak Abian.

Selanjutnya ada bantuan alat pasca panen kakao yang berlokasi di Unit Pengolahan Hasil Amerta Urip, Subak Abian Dwi Mekar, Desa Poh Santen berupa bangunan pengolah hasil, unit pengering solar drayer, dan kotak fermentasi serta timbangan duduk.

Pelepasan ekspor kakao ke Jepang
Pelepasan ekspor kakao ke Jepang Humas Pemprov Bali

"Dulu waktu saya menjadi Calon Gubernur Bali, sempat berkunjung ke perkebunan kakao ini, saya lihat kualitasnya bagus, dan sudah saya prediksi waktu itu potensi Kakau Bali khas Jembrana ini luar biasa, sehingga dulu saya berfikir perlu didukung perkebunan ini dari hulu dan hilir, ternyata hilirnya sudah bergerak sendiri sampai ke Eropa. Sehingga sekarang yang perlu kita tingkatkan ialah produksinya, dan lahannya diperluas," kata Mantan Anggota DPR-RI Dapil Bali 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini.

Untuk di hulunya, Gubernur Bali jebolan ITB ini mengharapkan aspek budidaya Kakao perlu terus di intensifkan, selanjutnya Subak Abian ini saya harap membentuk koperasi-koperasi pengolahan dan pemasaran hasil seperti Koperasi Kertha Semaya Semaniya di Desa Nusasari, Kecamatan Melaya yang mampu memproduksi kakao olahan dan telah berhasil menembus pasar dunia, seperti Prancis, Finlandia, dan Jepang.

Baca Juga: Gara-gara Lupa Matikan Kamera, Staf DPR Brazil Asyik 'Ena-Ena' Saat Rapat Dewan Virtual

Dengan membentuk wadah koperasi, Koster meyakini akan memudahkan para petani untuk koordinasi dan untuk pembinaan, serta dapat menggerakan anggota dalam kerjasama dalam pengelolaan dan pemasaran hasil.

Tidak hanya Kakao Fermentasi Bali khas Jembrana yang menjadi perhatian Gubernur Koster, namun ia berulang kali memperjuangkan dunia pertanian di Bali yang hasilnya bisa diekspor, seperti Manggis dan sekarang sedang dipetakan program unggulan pertanian lainnya untuk bisa diekspor.

"Setelah Kakao, dan Manggis, kita perlu memikirkan Salak Bali, Buah Naga untuk bisa difasilitasi di Direktorat Bea Cukai dengan bekerjasama dengan sejumlah negara untuk membuka ekspor produk-produk Bali," tambahnya.

Halaman:

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Sumber: Humas Pemprov Bali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x