Bertahan dengan Kerajinan Bokor Batok Kelapa Ditengah Deraan Covid-19

- 13 November 2020, 08:44 WIB
Perajin Bokor Batok Kelapa asal Klungkung Bali , Ni Wayan Mariani dan produk Bokor Batok Kelapa hasil buah tangannya.
Perajin Bokor Batok Kelapa asal Klungkung Bali , Ni Wayan Mariani dan produk Bokor Batok Kelapa hasil buah tangannya. /Kartika Mahayadnya

DENPASARUPDATE.COM – Bali identik dengan banyaknya upacara adat keagamaan. Karena itu, sarana upacara menjadi kebutuhan urgen.

Bisa setiap hari upacara adat  di Bali dilaksanakan. Misalnya, upacara kelahiran, pernikahan, kematian dan upacara adat lainnya. Kondisi ini mewajibkan produk kerajinan seperti bokor selalu dicari.

Produk Bokor berbahan dasar batok kelapa yang hasil kerajinan tangan Ni Wayan Mariani, asal Banjar Kawan, Desa Sulang, Klungkung, ternyata banyak diminati.

Baca Juga: Ini Lirik Lagu Viral Ampun Bang Jago dari Tian Storm x Ever Slkr, Cocok Buat Ajep-ajep

Meski penjualan menurun dan sedikit lesu, Mariani tetap bertahan ditengah terpaan wabah virus Corona yang melumpuhkan sector ekonomi saat ini. Permintaan diakui menurun. Namun, produksi tetap berjalan.

Jika sebelumnya mengandalkan penjualan bokor batok kelapa untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Kini juga harus mengerjakan pekerjaan lainnya agar tetap berpenghasilan.

Baca Juga: Mau Cepat Kaya? Yuk Amalkan Doa Cepat Kaya dari Nabi Sulaiman AS

Mariani mengaku baru tiga tahun menekuni kerajinan Bokor Batok Kelapa ini. Bokor jenis itu biasanya digunakan membawa gula, kopi, beras dan lainnya untuk diberikan kepada kerabat yang memiliki upacara adat seperti peringatan kelahiran, pernikahan dan juga kematian.

“Setiap bulannya saya bisa memasarkan sekitar 50 unit bokor yang sudah siap pakai untuk keperluan upacara agama,” katanya, Kamis 12 November 2020 di tempat usahanya.

Hanya saja saat adanya virus korona, penjualannya menurun drastis. Dalam sebulan, ia mengaku hanya bisa memasarkan sekitar 10 buah bokor saja.

Baca Juga: Ramalan Cuaca Hari Ini Jumat 13 November 2020: Denpasar Hujan Ringan, Jakarta Berawan

Padahal dari segi harga, produk bokor yang ia jual tergolong murah, yakni sekitar Rp 20 ribu untuk bokor berukuran kecil dan Rp 40 ribu untuk bokor berukuran besar.

“Selama ini saya jualnya ke pasar-pasar yang ada di Klungkung. Karena penjualan ke pasar-pasar sepi, saya coba lewat facebook. Tetapi tetap tidak terlalu banyak yang beli. Satu sampai dua orang saja yang beli,” ungkapnya.

Melihat penjualannya yang kini jauh menurun, sejak pandemi Covid-19 ia tidak hanya memproduksi bokor batok kelapa namun juga membuat ceper.

Baca Juga: Ramalan Cinta Zodiak Jumat 13 November 2020 Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, Pisces

Itu dilakukannya agar bisa membantu sang suami, Wayan Kariasa yang berprofesi sebagai buruh bangunan. “Bersyukur masih bisa bantu suami walau penjualan menurun seperti ini,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Wayan Ardiasa mengaku sedang berusaha membantu pelaku UMKM yang terkena dampak wabah Covid-19. Dalam waktu dekat ini, ia berencana menggelar pelatihan pemasaran secara online. ***

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: DENPASARUPDATE


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah