DENPASARUPDATE.COM –Beberapa pekan terakhir tepatnya sejak akhir tahun 2020 lalu hingga masuk tahun baru 2021 tiba-tiba saja harga kedelai sebagai bahan baku produksi Tempe dan Tahu melambung tinggi.
Di Bali bahkan beberapa produsen tempe dan tahu terpaksa merumahkan karyawan karena pengurangan produksi menyusul mahalnya bahan baku.
Menyikapi persoalan ini, Presiden Joko Widodo meminta agar polemik terkait tahu tempe berikut kedelai tak dipertajam lagi.
Baca Juga: Aksara Bali Jadi Domain Internasional, Gubernur Bali Wayan Koster Beralasan Begini
Jokowi – demikian sapaan karib mantan Wali Kota Solo ini, menegaskan soal bahan bakunya harus diselesaikan dengan pembangunan pertanian yang detail.
“Kita tahu bahwa beberapa minggu terakhir ini urusan yang berkaitan dengan tahu dan tempe, kedelai jadi masalah,” tegas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2021 Secara Virtual di Istana Negara Jakarta, dikutip DenpasarUpdate.Com dari laman antaranews.com, Senin 11 Januari 2021.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan bahwa dalam kondisi pandemi COVID-29 sektor pertanian menempati posisi yang semakin sentral. Sebagaimana badan pangan dunia FAO memperingatkan potensi terjadinya krisis pangan.
Baca Juga: Didorong Kenaikan Bursa Global, IHSG Dibuka Menguat Pada Perdagangan Senin 11 Januari
“Hati-hati mengenai ini. Hati-hati. Akibat pembatasan mobilitas warga bahkan distribusi barang antarnegara, distribusi pangan dunia menjadi terkendala, dan kita tahu bahwa beberapa minggu terakhir ini urusan tahu tempe,” katanya.
Presiden menilai bahwa bahan baku tahu dan tempe bagi Indonesia yang belum sepenuhnya swasembada menjadi penyebab bagi persoalan sempat langkanya tahu tempe di pasaran.
Padahal penduduk Indonesia jumlahnya sudah lebih dari 270 juta jiwa sehingga persoalan mengenai langkanya bahan pangan akan menjadi masalah yang sangat serius termasuk tahu dan tempe dari bahan baku kedelai yang sebagian besar masih impor.