Hampir sepekan penuh masyarakat di sana bergembira menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini diawali dengan warga yang membuat tape, membuat jaje uli yang merupakan nsejenis penganan kue dari ketan, kemudian mempersiapkan soko’ base dan soko’ taluh yang kemudian di arak keliling desa oleh warga, yang kemudian dilanjutkan dengan pergelaran seni pencak silat ketika sore harinya.
Baca Juga: Klik www.pln.co.id Untuk Dapat Token Listrik GRATIS dari PLN November 2020
Perayaan Maulid Nabi ala Pegayaman ini diawali dengan Muludan Base (Maulid Sirih) pada 12 Rabiul Awal (hari kelahiran Nabi Muhammad SAW) penanggalan Hijriah.
Perayaan ini dilangsungkan dengan membuat soko’ base, yakni rangkaian daun sirih, kembang, dan buah-buahan.
Sebutan soko’ sendiri diduga berasa dari bahasa Jawa yakni soko yang berarti tiang.
Baca Juga: Mau Dapat BLT Guru Honorer? Segera Login info.gtk.kemdikbud.go.id Untuk Cek, Pasti Cair!
Hal ini karena rangkaian soko’ ini terdiri dari sebuah tiang utama yang terbuat dari batang pisang yang didirikan di atas sebuah dulung.
Pada tiang tersebut terdapat beberapa batang bilah bambu. Pada bilah bambu tersebut terdapat rangkaian sirih, kembang, dan buah-buahan.
Soko’ base ini hampir mirip dengan pajegan yang dibuat oleh masyarakat Hindu di Bali pada saat berupacara di pura pada hari upacara tertentu.
Baca Juga: NIK dan Nomor KTP Tidak Ditemukan Saat Daftar Kartu Prakerja Gelombang 11? Ini Solusinya Agar Lolos