Ini dilakukan mengingat selama ini konektifitas anggaran di pusat demgan daerah belum terkoneksi dengan baik.
Baca Juga: Dugaan Pembunuhan Kembali Terjadi, Kali Ini Perempuan Berpaspor Slovakia Terbujur Kaku di Sanur
Sehingga, penganggaran kontinuitas proyek pembangunan infrastruktur di daerah tidak bisa berjalan berkesinambungan.
“Intinya agar program-program pusat itu tersambungkan dengan tepat dengan pemerintah daerah,” papar dia.
Baca Juga: Tersedia 2.800 Kuota bagi Calon Guru Penggerak Angkatan Ketiga, ini Jadwal Seleksinya
Ia mengaku bahwa jika tidak ada koneksi antara pusat dengan daerah, maka berbagai megaproyek tersebut terancam mangkrak dan tidak berjalan.
Ini karena tidak adanya kesamaan persepsi antara pusat dan daerah dalam proses pasca proyek berjalan.
“Seperti misalnya buat proyek air baku, tapi air bakunya nggak sampai ke masyaralat, kenapa? Karena anggaran untuk PDAM gak dikasih uang untuk investasi pipa, gitu contohnya,” imbuhnya.***