“Banyak tantangan dan demo dari masyarakat karena mereka kebanjiran setelah pembangunan ini,” ucap mantan Dandim Salatiga tersebut.
Yang menjadi akar permasalahan adalah dari banjir ini adalah tidak adanya selokan untuk pembuangan. Dia ingin Pemkab Tabanan bisa memperhatikan masalah ini yang terus menerus terjadi setiap tahun selama 33 tahun terakhir.
Baca Juga: Kebun Indonesia Raya: Secercah Harapan Untuk Wujudkan Kemandirian Pangan dari Ujung Timur Bali
Solusi yang paling ideal menurut pria yang lahir di Bobonaro, Timor Leste tersebut, adalah Pemkab Tabanan membuat drainase dibawah jalan (box culvert) untuk resapan air hujan.
“Tentu harapannya ada pembuatan drainase. BPBD bisa juga melakukan mitigasi bencana. Intinya kalau ada drainase yang dibangun dibawah jalan, tidak akan ada masalah seperti ini lagi,” tegasnya.
Pihaknya berharap konstruksinya bisa dilakukan pada tahun 2021 mendatang. ***