Tragis, Tanah Longsor Timbun Ibu dan Anak di Karangasem, Sang Ibu Akhirnya Meninggal

11 Oktober 2020, 00:07 WIB
Bencana tanah longsor menimpa kediaman milik seorang warga bernama I Ketut Misi (57) di Banjar Saren Kelod, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali, Sabtu pagi /BPBD Bali for Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM – Bali diguyur hujan sejak Sabtu 10 Oktober 2020 dini hari.

Akibatnya, beberapa daerah di Pulau Dewata tersebut terjadi bencana tanah longsor.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Karangasem, bencana tanah longsor menimpa kediaman milik seorang warga bernama I Ketut Misi (57) di Banjar Saren Kelod, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali, Sabtu pagi.

Baca Juga: Tak Seru dan Berjalan Hambar, Dua Paslon Tak Bergairah Jalani Debat Perdana Pilkada Kota Denpasar

Akibatnya, seorang wanita tua Ni Wayan Beji (86) meninggal dunia lantaran tertimbun tanah longsor.

Sedangkan, sang anak bernama Ketut Misi menderita luka ringan.

“Warga meninggal dunia telah berhasil dievakuasi, sedangkan korban yang mengalami luka ringan telah dirawat di Puskesmas Rendang. Kejadian berlokasi di Desan Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem melakukan penanganan darurat setelah mendapatkan informasi atas kejadian tersebut,” kata Kepala BPDB Bali, Made Rentin, Sabtu malam.

Ia juga mengungkapkan bahwa tanah longsor yang terjadi tersebut juga megakibatkan dua rumah warga rusak berat.

Baca Juga: Viral Video Lapor Istri Sah Para Wanita Mengaku Simpanan DPR RI, MKD: Silahkan Lapor, Jangan Fitnah!

Bahkan, jalan antar desa juga ikut tertimbun longsoran tanah. Untuk itu, BPBD Karangasem dinas setempat telah mengerahkan alat berat untuk pembersihan material longsor maupun pohon yang tumbang.

“Pascakejadian, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Karangasem segera melakukan kaji cepat di lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait.  Pejabat sementara Bupati Karangasem yang ditemani Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Karangasem meninjau lokasi terdampak bencana,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa hingga pukul 17.00 WITA, cuaca hujan dengan intensitas ringan masih berlangsung. Sedangkan kronologi kejadian pagi tadi, hujan dengan intensitas tinggi menjadi salah satu pemicu peristiwa tanah longsor.

Baca Juga: Kemenparekraf Gandeng Fairtual Adakan Pameran Pariwisata Virtual

Di sisi lain, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr. Raditya Jati menjelaskan bahwa wilayah Kabupaten Karangasem merupakan salah satu kawasan dengan potensi bahaya tanah longsor dengan kategori kelas sedang hingga tinggi.

“Berdasarkan analisis InaRISK, total kecamatan dengan potensi tersebut berjumlah 8 kecamatan dengan jumlah cakupan luas hingga 36.722 hektar,” ungkap dia.

Selain tanah longsor, Kabupaten Karangasem juga berpotensi bahaya hidrometeorologi lainnya seperti banjir, banjir bandang dan cuaca ekstrem, dengan kategori kelas bahaya sedang hingga tinggi.

Sementara itu, untuk wilayah Provinsi Bali sebanyak 8 kabupaten memiliki potensi dengan kategori sedang hingga tinggi untuk bahaya tanah longsor.

Potensi populasi terpapar untuk bahaya ini di Provinsi Bali hingga 250 ribu jiwa.

Baca Juga: Chelsea Islan Kaget Banyak Generasi Muda Terkena Kanker Payudara

Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat untuk membangun kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem dan banjir bandang.

“Menyikapi potensi bahaya yang ada dan kondisi yang memasuki musim penghujan, masyarakat diimbau untuk membangun kewaspadaan dan kesiapsiagaan,” papar dia.

Langkah ini tidak hanya untuk bahaya hidrometeorologi tetapi juga potensi bahaya geologi maupun bencana nonalam, Covid-19.

“Terkait dengan Covid-19, lakukan protokol Kesehatan dalam keseharian maupun saat darurat. Terapkan langkah 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, bagi Anda dan seluruh anggota keluarga,” tutupnya.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Tags

Terkini

Terpopuler