Dua Bocoran Iblis yang Berupaya Menipu Nabi Nuh Alaihissalam tentang Rahasia Kebalikan, Simak Kisahnya!

- 13 Juli 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi kisah perjalanan Nabi Nuh AS dan pengikutnya saat di perahu besar bersama para pengikutnya
Ilustrasi kisah perjalanan Nabi Nuh AS dan pengikutnya saat di perahu besar bersama para pengikutnya /YouTube/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM – Banyak risalah, kisah dan dan mukjizat para Nabi dan Rasul sebagai penanda kebesaran Allah SWT. Salah satunya telah banyak  nasihat yang disampaikan oleh para Nabi dan Rasul berserta orang-orang saleh mengenai berbagai tipu daya Iblis dan langkah-langkahnya agar terhindar dari tipu daya tersebut.

Sebagaimana dikutip DenpasarUpdate.Com dan dikisahkan dalam kitab Ihya’ ‘Ulumuddin karya Imam Abu Hamid Al Ghazalli (w. 505 H) mengenai perjumpaan Nabi Nuh As. dengan Iblis.

Suatu hari ketika Nabi Nuh As. menaiki kapalnya, ia melihat seorang laki-laki tua yang tidak dikenalnya. Lantas, Nabi Nuh As. bertanya kepada lelaki tua tersebut, “Apa yang menyebabkan dirimu masuk kapal ini ?” Lelaki tua itu menjawab, “Aku masuk ke kapal ini agar aku dapat mempengaruhi hati pengikut mu supaya hati mereka bersama ku dan akan tetapi badan mereka bersama engkau.”

Baca Juga: Link Download Sakura School Simulator Versi Update Juli 2022, Cara Main Bagi Pemula, Rekomendasi Judul Drama

Lalu Nabi Nuh As. berkata kepadanya “Keluarlah engkau (dari kapal ini) wahai musuh Allah!” Rupanya, lelaki tua itu adalah Iblis yang mencoba mempengaruhi hati umat Nabi Nuh As. agar ingkar dengan sesuatu yang dirisalahkan kepada Nabi Nuh As.

Iblis itu kemudian berkata, “Ada lima hal yang lazimnya aku gunakan untuk mencelakakan manusia. Aku akan memberitahukan tiga halnya itu dan aku rahasiakan dua hal lainnya.”

Maka Allah berfirman kepada Nabi Nuh As. “Sesungguhnya engkau tidak memerlukan yang tiga hal itu. Perintahlah ia (Iblis) untuk memberitahukan kepada engkau dua hal saja.” Nabi Nuh As. pun memerintahkan Iblis itu agar menyebutkan dua hal saja.

Baca Juga: Cara Nonton dan Streaming Bad Girlfriend Drama Korea Sub Indo Gratis 2022, Ada Byeon Seo Yoon

Iblis berkata, “Dengan kedua hal itu aku mencelakakan manusia dan keduanya tidak berdusta. Kedua hal itu ialah hasad dan sifat tamak. Karena sifat hasad, aku dilaknat oleh Allah dan dijadikannya aku setan yang terkutuk.

Dan, karena sifat tamak, aku memperbolehkan kepada Adam As. seluruh apapun yang ada di surga, lalu aku mendapatkan hal yang aku inginkan darinya (yakni dapat mengeluarkan Adam As. dari surga karena disebabkan Iblis membujuk Adam As. untuk memakan buah Khuld) dan aku pun diusir dari surga.”

Dari kisah di atas dapat kita ambil pelajaran, bahwasanya dua senjata utama Iblis yang digunakan untuk mencelakakan manusia yakni menimbulkan dalam diri manusia sifat hasad (dengki) dan tamak (sarakah).

Baca Juga: 55 Nama Nickname Stumble Guys Berwarna, Keren, Belum Pernah Dipakai, dan Link Download Versi Ori Bukan Mod Apk

Sifat hasad merupakan bentuk pengingkaran akan ketentuan dan ketetapan Allah yang telah menetapkan takdir setiap makhluk-Nya. Maka, orang yang memiliki sifat hasad akan bersikap tidak senang atas kenikmatan yang Allah karuniakan kepada seseorang.

Dikatakan menurut sebagai Ulama hikmah, sifat hasad (dengki) merupakan sifat tercela pertama yang ada dalam diri seorang makhluk. Sedangkan sifat tamak merupakan ambisi untuk mendapatkan segala hal yang diinginkannya dengan berbagai cara apapun, ia tidak memperpedulikan apakah dengan caranya tersebut dapat mendatangkan rahmat Allah atau justru mengundang amarah-Nya.

Tamak atau rakus banyak menyebabkan seorang hamba terjerumus kepada hal-hal yang dimurkai oleh Allah Ta’ala. Namrud, Fir’aun, dan Qarun merupakan contoh orang-orang yang tamak, rakus akan kekuasaan maupun rakus akan harta.

Baca Juga: Beasiswa Fungsionaris UNEJ 2022 Kapan Dibuka? Cek Persyaratan dan Cara Pengajuannya Disini

Sifat hasad dan tamak merupakan hasil dari tidak bersyukurnya seorang hamba atas nikmat dari Allah Ta’ala.

Manusia yang memiliki sifat hasad dan tamak akan selalu memandang segala nikmat dari Allah terhadap dirinya adalah sesuatu hal yang remeh, sedangkan ia memandang atas karunia dan nikmat dari Allah terhadap orang lain adalah sesuatu hal yang agung.

Semoga Allah memberikan perlindungan-Nya kepada seluruh umat Islam atas godaan Iblis beserta bala tentaranya. ***

 

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Ihya Ulumudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x