Kisah Zaid bin Khattab , Si Burung Elang di Medan Perang Yamamah yang Menginginkan Syahid Ketimbang Menang

- 18 Oktober 2021, 16:10 WIB
Sahabat Nabi Zaid bin Khattab, pahlawan yang menginginka  syahid ketimbang kemenangan
Sahabat Nabi Zaid bin Khattab, pahlawan yang menginginka syahid ketimbang kemenangan /Islam Kaffah/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM - Seorang sahabat agung yang namanya terukir indah dalam buku-buku sejarah, yaitu Zaid bin Khaththab Zaid bin Khattab. Seorang muslim yang paling marah dan ingin sekali berjumpa dengan Rajjal sahabat yang berkhianat yang murtad dan kemudian menggadaikan aqidahnya sendiri.

Zaid adalah kakak tertua dari Umar bin Khattab. Dibandingkan Umar, zaid lebih dahulu masuk Islam dan juga lebih dahulu syahid.

Dialah seorang pahlawan kenamaan, namun tindakannya secara diam-diam. Kediamannya memancarkan permata kepahlawanan, selain itu keimanannya kepada Allah, Rasul Nya, dan Islam pun sangat kuat.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Dan Jadwal Pertandingan BRI Liga 1 Laga Ke-8, 20-21 Oktober 2021: PSIS Siap Naik Tahta

Dirinya tidak pernah alpha di setiap kejadian penting maupun peperangan. Setiap kali terjun berperang, ia lebih menginginkan syahid daripada kemenangan.

 Dalam Perang Uhud, pertempuran berlangsung sengit, Zaid bin Khaththab tidak henti-hentinya menebaskan pedangnya. Sewaktu baju besinya terlepas, Umar bin Khaththab melihatnya dan berkata, "Ambil baju besiku, hai Zaid! Pakailah untuk berperang,"

Kemudian Zaid menjawab, "Aku juga menginginkan syahid, sebagaimana yang kau inginkan, hai Umar!" Tanpa baju besi Zaid bertempur dengan gagah berani.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Dan Jadwal Pertandingan BRI Liga 1 Laga Ke-8, 20-21 Oktober 2021: PSIS Siap Naik Tahta

Zaid berharap tangannya lah yang akan membunuh Rajjal. Bagi Zaid, Rajjal bukan hanya seorang murtad, namun ia juga seorang pembohong, munafik, dan oportunis. Rajjal murtad bukan karena meyakini kebenaran Musailamah, melainkan karena kemunafikan yang ia sembunyikan serta keuntungan yang ingin diraihnya.

Untuk menyempurnakan keimanannya, Zaid mempersiapkan diri untuk menumpas kekacauan tersebut. Sasarannya bukan Musailamah, namun orang yang lebih jahat dan lebih berbahaya dari Musailamah, yaitu Rajjal bin Unfuwah.

Khalid bin Walid mengumpulkan pasukan islam Dan dibagi dalam beberapa regu. Setelah itu, bendera pasukan diserahkan kepada Zaid.

Baca Juga: Kisah Ar-Rajjal Bin Unfuwah, Sahabat Nabi yang Menggadaikan Aqidahnya dan Mendukung Dalil Nabi Palsu

Bani Hanifah, pengikut Musailamah, berperang mati-matian, pasukan Islam terlihat di bawah angin. Banyak dari kaum muslimin yang gugur sebagai syahid.

Zaid melihat mental dan semangat juang pasukan kaum muslimin mula menurun. kemudian ia mendaki sebuah tempat yang agak tinggi dan berseru kepada pasukannya, "Wahai saudara-saudaraku, jangan gentar! Gempur musuh Serang mereka habis-habisan! Demi Allah, aku tidak akan bicara lagi sebelum mereka dibinasakan Allah atau aku menemui Nya dan menyampaikan alasan-alasanku,"

Baginya kunci peperangan ini terdapat pada Rajjal. Kemudian Zaid menerobos barisan musuh bagai anak panah, menjemput Rajjal.

Baca Juga: Kisah Ar-Rajjal Bin Unfuwah, Sahabat Nabi yang Menggadaikan Aqidahnya dan Mendukung Dalil Nabi Palsu

Namun lautan manusia yang sedang berperang, berkali-kali menghempaskannya ke pantai, menjauh dari Rajjal. Zaid terus berusaha mendekat, namun berkali-kali bayangan Rajjal ditelan oleh lautan manusia.

Akhirnya, Zaid berhasil mendekati Rajjal dan memenggal kepalanya yang penuh kesombongan, kebohongan, dan kebusukan.

Dengan tewasnya Rajjal bendera pasukan musuh mulai berjatuhan. Musailamah mulai was was, begitu juga Muhkam bin Thufail dan pasukannya.

Baca Juga: Golkar Ingin Raih Kemenangan di Pemilu Serentak 2024 Seperti 20 Tahun Lalu, PKB: Terlalu Pede!

Sekarang, Rajjal telah mati, kenabian Musailamah adalah bohong. Besok giliran Muhkam yang tewas dan lusa giliran Musailamah si nabi palsu.

Para kaum muslimin, ketika mengetahui tewasnya Rajjal, semangat mereka kembali berkobar, bahkan lebih besar. Bagi mereka yang terluka pun bangkit lagi dengan pedangnya tanpa mempedulikan lukanya.

Pasukan Islam pulang ke Madinah dalam kemenangan. Bersama Khalifah Abu Bakar, Umar menyambut kedatangan kaum muslimin, kemudian ia menyorot tajam penuh kerinduan kepada saudaranya Zaid.

Baca Juga: RAMALAN ZODIAK KARIR 19 Oktober 2021 untuk Taurus, Gemini, Cancer, Leo: Tahan Emosi Anda!

Dirinya berbadan tinggi melebihi rata-rata sehingga mudah dikenali dari jauh. Tetapi, belum sampai Umar bersusah payah mencarinya, seorang tentara menyampaikan belasungkawa atas gugurnya Zaid.

Kemudian Umar berkata, "Rahmat Allah bagi Zaid, ia mendahuluiku dengan dua kebaikan la masuk Islam lebih dahulu dan ia syahid lebih dahulu,”***

 

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Sirah Nabawiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah