Basmi Hama Tikus yang Hantui Petani, Pemkab Gianyar Lepas Liarkan Predator Burung Hantu

5 Desember 2020, 10:30 WIB
Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra saat melepasliarkan burung hantu sebagai predator tikus yang merusak pertanian. /Humas Pemkab Gianyar/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM – Kabupaten Gianyar sangat terkenal dengan wisata budaya dan alam yang eksotik. Salah satunya hamparan persawahan dengan pola terasering.

Selain bernilai ekonomi juga punya daya pikat wisata yang dahsyat. Sayang hama tikus saat ini menghantui petani di Gianyar.

Menyikapi hal ini Pemkab Gianyar memilih pendekatan secara alami untuk membasmi hama tikus ini. Yakni dengan memakai jasa burung hantu sebagai predator tikus.

Baca Juga: Topan Puting Beliung Sapu Wilayah Jembrana, Desa Yehkuning Porakporanda

Karena itu sebanyak delapan  burung hantu dengan nama latin Tito Alba dilepasliarkan untuk membasmi hama tikus.

Burung Hantu dilepas kea lam liar di subak Taro Kelod, Kecamatan Tegalalang, Jumat, 4 Desember 2020

Bupati Gianyar, Made Mahayastra, menyatakan Tito Alba dipandang efektif mengusir hama tikus. Pasalnya, seekor Tito Alba mampu memangsa 20 ekor tikus.

Baca Juga: Bawang Merah Kintamani dan Klungkung Tembus Pasar Ekspor, Singapura Paling Suka

“Yang paling aman dan bisa dilakukan untuk mengendalikan hama tikus yaitu dengan menjalankan kembali rantai makanan. Setelah saya pelajari ternyata burung hantu jenis Tito Alba mampu memangsa 20 ekor tikus per hari,” tandas Mahayastra disela pelepasliaran burung hantu.

Mahayastra menekankan pentingnya menjaga lingkungan dalam arti yang luas. Seperti tanaman, saluran  air, dan semua satwa yang ada. Karena jika salah satu saja yang hilang dalam siklus rantai makanan maka akan menjadi bencana.

“Satu cara untuk merawat alam dengan menjaga keseimbangannya,” katanya.

Baca Juga: Miris, Tak Boleh Shalat, Muslim Uighur juga Dipaksa Makan Daging Babi di Kamp 'Pendidikan' Tiongkok

Karena itu lanjutnya, jika tidak seimbang, maka hama akan berkembang.

Sebaliknya jika membasmi hama dengan bahan alat yang sifatnya kimia dan modern yang akan semakin merusak alam. “Maka dari itu saya tekankan pentingnya menjaga ekosistem atau lingkungan, jangan ada yang memburu,” tegasnya.

Burung hantu jenis Tito Alba yang dilepas di Subak Taro Kelod berjenis kelamin jantan dan betina. Selain itu, juga dilepas burung hantu di Subak Tegalampit dan dua ekor di Subak Tempekan Delod Sema Payangan. 

Baca Juga: Pesta Sabu, Anggota DPRD Ini Diciduk Polisi

Dengan harapan burung dapat memangsa tikus serta berkembang biak untuk menjaga siklus rantai makanan. “Kalau ini bisa dikembangkan saya yakin siklus rantai makanan akan terjaga,  tidak sampai tikus menggerogoti pertanian.  Walaupun ada, dalam toleransi wajar,” imbuhnya.

Ditambahkan, sebagai kabupaten penghasil beras nomor dua di Bali, Gianyar terus berkomitmen menjaga lahan pertanian yang ada.

Dengan luas lahan pertanian sekitar 9-11 ribu hektar, Gianyar mampu berkontribusi terhadap ketahanan pangan Bali dengan menyumbang 40 ribu ton gabah.

Baca Juga: Hashim Bicara Soal Korupsi Edhy Prabowo: Sudah Diangkat dari Selokan Malah Mengkhianti Kami

Disamping itu, Gianyar sebagai kabupaten berbasis pertanian sudah sepantasnya menjaga lahan pertanian yang ada serta menjaga kelangsungan sektor  pertanian.

Apalagi pariwisata Gianyar merupakan pariwisata berbasiskan adat budaya dan pertanian. “Artinya dengan menjaga keseimbangan alam beserta isinya, kita mampu meningkatkan produktivitas sektor pertanian disamping sebagai penopang keberlangsungan sektor pariwisata sabagai sumber pendapatan asli daerah,” pungkas Bupati kader PDI Perjuangan ini. ***

 

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: DENPASARUPDATE

Tags

Terkini

Terpopuler