Baca Juga: Dari Redaksi
Apalagi antara pelaku dan korban sama-sama pimpinan di pascasarjana UINSA dan bergelar doktor. Seyogyanya ada penindakan etika terhadap aksi kekerasan yang dilakukan oleh pelaku dari pihak kampus, selain penindakan pidana di jalur hukum.
Keterangan yang diberikan Fuad ini tentu berbeda dengan penjelasan pelaku Suis Qaim yang menganggap pemukulan yang dilakukannya beberapa kali dengan tangan kosong ke kepala korban hanya sekadar guyon dan biasa dilakukan di antara kolega kampus.
"Itu hanya miss komunikasi saja, 90 persen laporan itu salah, 10 persenya saja benar. Ya biasa itu kadang-kadang guyon sampai emosi dikit terus misuh itu mosok tukaran, kan gak sampai mengkhianati teman," ungkapnya.***