Dalam Forum SDGs, Menteri Desa Ungkap Pembangunan Desa di Indonesia Berkelanjutan

2 November 2020, 19:50 WIB
Ilustrasi desa /Heriyanto Retno/

DENPASARUPDATE.COM - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan Program Pembangunan Desa akan mengadopsi program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustain Development Goals (SDGs) secara global.

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 tahun 2017 tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs menjadi percontohan pembangunan di desa yang diimplementasikan melalui SDGs Desa.

Gus Menteri sapaan akrab Mendes PDTT mengatakan Program SDGs Desa akan diimplementasikan pada tahun 2021 sesuai dengan Permendesa PDTT No 13/2020 tentang prioritas penggunaan dana desa 2021.

Baca Juga: Hadapi Masa Sulit, UMKM Terus Didorong Go Digital

"Kami melokalkan SDGs global ke dalam konteks desa, agar memudahkan kampanye, implementasi di lapangan, dan pengorganisasian dari pusat ke desa," katanya pada konferensi internasional yang diselenggarakan The International Telecommunication Union dengan tema Kolaborasi antar Sektoral untuk mendukung Kemajuan Digital menuju SDGs. Sebagaimana dilansir dari Antaranews dengan judul berita Menteri Desa Bicara SDGs Desa di Konferensi Internasional.

Gus Menteri mengatakan SGDs Desa merupakan pembangunan total atas desa yang mengarah pada 18 tujuan pembangunan berkelanjutan di desa. SDGs Desa ini diyakini berkontribusi 74 persen atas pencapaian SDGs nasional.

SDGs Desa berturut-turut mencakup tujuan Desa Tanpa Kemiskinan, Desa Tanpa Kelaparan, Desa Sehat dan Sejahtera, Pendidikan Desa Berkualitas, Keterlibatan Perempuan Desa, Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi.

Tujuan berikutnya ialah Desa Berenergi Bersih dan Terbarukan, Pertumbuhan Ekonomi Desa Merata, Infrastruktur dan Inovasi Desa sesuai Kebutuhan, Desa Tanpa Kesenjangan, Kawasan Permukiman Desa Aman dan Nyaman, Konsumsi dan Produksi Desa Sadar Lingkungan.

Selanjutnya tujuan desa Tanggap Perubahan Iklim, Desa Peduli Lingkungan Laut, Desa Peduli Lingkungan Darat. Lalu tujuan Desa Damai Berkeadilan, Kemitraan untuk Pembangunan Desa, Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif.

Untuk membumikan narasi SDGs Desa, lanjut dia, konteks desa-desa di Indonesia diwakili oleh SDGs Desa yang ke-18 yaitu Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif. SDGs Desa menghargai keberagaman agama, budaya dan adat istiadat bangsa Indonesia, juga menampung kearifan lokal masyarakat dan kelembagaan desa yang produktif agar bertahan, bahkan berkembang.

"SDGs Desa menghasilkan tipe-tipe Desa Tanpa Kemiskinan dan Kelaparan, Desa Ekonomi Tumbuh Merata, Desa Peduli Kesehatan, Desa Peduli Lingkungan, Desa Peduli Pendidikan, Desa Ramah Perempuan, Desa Berjejaring, dan Desa Tanggap Budaya," kata Abdul Halim yang juga merupakan mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini.

Desa Digital, kata dia, juga termasuk dalam SDGs Desa yaitu pada poin ke-17 terdapat kerja sama desa dengan desa lain, pihak ketiga, dan lembaga internasional, dan komoditas desa yang diekspor meningkat.

Target berikutnya ialah tersedianya jaringan internet tetap (wifi) dan mobile (handphone) berkecepatan tinggi, informasi kondisi sosial dan ekonomi desa dapat diakses publik.

Berikutnya target tersedianya data statistik desa setiap tahun, aplikasi statistik dan petugas bidang statistik di desa, dan tersedianya data SDGs Desa setiap tahun. Selain itu, rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB Desa di atas 12% per tahun.

Kemudian, desa mengembangkan platform android pasardesa.id sebagai market place lokal, sehingga tetap menjaga jarak pedagang dan pembeli khususnya di situasi pandemi seperti saat ini.

Untuk urusan Covid-19, desa-desa mengembangkan aplikasi Tanggap COVID-19 untuk menindaklanjuti SE Menteri Desa PDTT No 8/2020. Media sosial internal desa menginformasikan hasil rapid test, warga positif, dan warga di ruang isolasi desa.

Perkembangan penanganan pandemi COVID-19 dari 74.953 desa bisa diperoleh di Sistem Informasi Pembangunan Desa. Hingga 1 November 2020, sebanyak Rp3,17 triliun dana desa dibelanjakan untuk penanganan COVID-19. Di antaranya pendirian Pos Relawan Desa Lawan COVID-19 di 56.436 desa, yang merekrut relawan desa sebanyak 1.880.174 orang.

Sistem informasi pembangunan desa mencatat kegiatan Desa Tanggap COVID-19 sampai level nasional. Monitoring ini yang diikuti penanganan di lapangan pada desa-desa yang membutuhkan bantuan, ternyata efektif menangani pandemi COVID-19.

Penyempurnaan sistem informasi desa yang kini terpadu dengan pencapaian SDGs Desa diuji coba pada November-Desember 2020. Layanan harian pemerintah desa, Bumdes, dan laporan harian pendamping desa mengisi big data desa.

Baca Juga: Luhut Buka Suara Terhadap Perpanjangan GSP, Berharap Kemudian Terjadi Perdagangan Dua Arah

Kondisi desa tiap semester selalu dilaporkan. Data-data dari kementerian lain, perusahaan swasta, LSM, dan negara lain turut diinput sebagai data desa. Seluruh data diolah di Kementerian Desa PDTT berbasis kecerdasan buatan.

"Ini menghasilkan informasi terkini desa-desa di Indonesia, sekaligus rekomendasi pencapaian SDGs Desa bagi masing-masing desa," kata Gus Menteri.***(Budhi Santoso/Antara)

Editor: M Hari Balo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler