Aksi Tolak UU Ciptaker Ricuh, Demonstran dan Jurnalis Jadi Korban Tembakan Gas Air Mata Polisi

- 8 Oktober 2020, 20:07 WIB
Aksi massa yang menentang pengesahan Undang-undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) berjalan ricuh, di depan Kantor DPRD Bali, Kamis 8 Oktober 2020. Polisi menembakkan gas air mata dan water canon kepada demonstran
Aksi massa yang menentang pengesahan Undang-undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) berjalan ricuh, di depan Kantor DPRD Bali, Kamis 8 Oktober 2020. Polisi menembakkan gas air mata dan water canon kepada demonstran /Rudolf Arnaud Soemolang

DENPASARUPDATE.COM – Aksi massa yang menentang pengesahan Undang-undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) di Bali berjalan ricuh.

Awalnya, aksi yang digelar di Kawasan Kampus Universitas Udayana (Unud), Denpasar, Kamis 8 Oktober 2020 berlangsung aman, damai, dan lancar.

Namun, tiba-tiba aksi terbagi menjadi dua kelompok, satu kelompok mengadakan longmarch sejauh hampir 2 km ke kantor DPRD Bali di Kawasan Renon.


Baca Juga: Dorong Perputaran Roda Ekonomi, Masyarakat Diminta Belanjakan Uangnya

Sedangkan, para mahasiwa yang tergabung dalam Aliansi Bali Tidak Diam tetap menggelar aksi di depan Kampus Universitas Udayana di Jalan PB Sudirman, Denpasar.

Namun, saat kelompok pertama yang melakukan longmarch sampai di Jalan Letjen. S. Parman-Jl. Mr. Kusumah Atmaja dekat kantor DPRD Bali ketegangan muai terjadi antara massa yang rata-rata terdiri dari anak STM dan Anarko dengan aparat kepolisian yang menjaga gedung DPRD Bali.

Massa yang emosi mulai melempar botol ke dalam dan di balas oleh Polisi dengan penyemprotan water canon dan tembakan gas air mata.

Baca Juga: Hadapi Masa Sulit, Van Dijk Rindu Atmosfir Supporter Anfield

Hal ini membuat massa mulai berhamburan menyelamatkan diri, termasuk para awak media yang bertugas juga terkena water canon dan tembakan gas air mata petugas.

Kericuhan ini langsung membuat Wakapolda Bali Brigjend Pol I Wayan Suarnata turun tangan langsung memberi komando dan membackup pasukannya.

Brigjen Suarnata juga melakukan negosiasi dengan para massa demonstran yang memaksa masuk ke dalam gedung dewan untuk menyampaikan aspirasi.

Hasilnya, demonstran meminta Wakapolda Bali memediasi massa dengan DPRD Bali untuk menerima aspirasi mereka.

Demonstran berkumpul di depan Kampus Udayana, Denpasar, Kamis 8 Oktober 2020
Demonstran berkumpul di depan Kampus Udayana, Denpasar, Kamis 8 Oktober 2020 M Hari Balo

Wakapolda mengatakan massa aksi sebelumnya tidak mengirim surat kepada pihak DPRD Bali, sehingga DPRD Bali tidak ada di tempat menerima mereka.

Setelah terjadi negosiasi di lapangan, Wakapolda akhirnya membawa perwakilan massa untuk masuk ke gedung DPRD Bali untuk mencari pihak DPRD Bali.

Setelah keluar dari gedung dewan, Salah satu masaa aksi yang masuk Komang Aldi mengatakan tidak ada satupun anggota DPRD di tempat.

Baca Juga: Di Indonesia, Ini Daftar 5 Fakultas Horor tetapi Banyak Diminati

"Padahal ini jam kerja, kami di Bali aksi masih dalam keadaan kondusif," ungkapnya.

Setelah bubar dari gedung DPRD, masaa kembali berkumpul di depan jalan sudirman. Massa menutup jalan dan melakukan bakar kayu.

Kapolresta Denpasar Kombespol Jansen Avitus Panjaitan menerangkan kepada media pihak massa sudah diterima oleh Kabag Umum DPRD Bali.

Kombespol Jansen juga mengatakan pihak massa yang terpecah menjadi dua ada pihak yang menyusupi.

Massa berkumpul di depan DPRD Bali, Kamis 8 Oktober 2020
Massa berkumpul di depan DPRD Bali, Kamis 8 Oktober 2020 Ida Ayu Novi

"Mereka mengakui ada pihak yang menyusupi," jelasnya.

Mengenai langkah menembakkan water canon Kapolresta mengatakan jika hal tersebut sudah sesuai SOP, itu untuk mengurai massa yang terprovokasi melawan aparat.

"Itu sudah sesuai SOP untuk mengurai massa," jelasnya.

Pada pukul 18.00 Aparat keamanan dengan kekuatan penuh membubarkan ribuan massa. Dengan satu komando Polisi menembakkan water canon. Massa yang marah dibubarkan membalas dengan lemparan botol dan batu.

Baca Juga: Identik Musim Penyakit, Begini Tips Sehat Dimasa Pancaroba

Aparat dengan kekuatan penuh berhasil memukul mundur Mahasiswa masuk ke dalam kampus.

Hingga pukul 18.34 Mahasiswa masih bertahan di dalam Universitas Udayana.

Aparat kemanan terus menembakkan water canon ke dalam kampus Universitas Udayana untuk membubarkan massa.

Suasana disekitar kampus begitu mencekam, arus lalu lintas dialihkan, Jalan Sepanjang Kampus Unud ditutup oleh aparat.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah