"Diduga dari oven yang mengeluarkan asap. Kejadian kebakaran sebenarnya diketahui oleh penjaga, tapi karena malam hari pintunya terkunci jadi belum bisa dibuka. Warga sebenarnya juga mau membantu (memadamkan api)," kata Iptu Budiyono dikutip dari antara.
Ia juga menjelaskan bahwa proses pemadaman api memakan waktu sekitar satu jam. Pihak polisi yang mendapatkan laporan melakukan koordinasi dengan pihak pemadam kebakaran dengan cepat.
Pemilik Wisata Kampung Coklat Blitar Kholid Mustofa turut membenarkan penjelasan kronologi tersebut. Ia menjelaskan bahwa titik awal kebakaran memang bermula dari area sekolah memasak dengan kisaran luas 10x10meter.
Namun, kebakaran merembet hingga sekitar 25meter. Perkiraan Kholid Mustofa sekitar 5% dari luas Wisata Kampung Coklat Blitar.
"Mungkin 5% dari luasan di Kampung Coklat. Itu area produksi, 5% dari luasan yang ada. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, luka tidak ada. Bangunan saja, kerugiannya sekitar Rp500 juta," ungkap Kholid Mustofa.
Baca Juga: Sanggar Budaya Patria Loka Blitar Bersama KKI Libatkan 230 Penari Bagikan 1.200 Takjil
Meski kerugian mencapai ratusan juta, pihak Wisata Kampung Coklat tetap buka seperti biasanya.
"Tetap beroperasi. Untuk area sekolah memasak dan produksi masih perlu pembenahan. Pengunjung bisa masuk, menikmati destinasi lainnya, ada permainan, galeri, masih buka semua. Harapan kami, penggemar dan calon pengunjung tidak khawatir. Alhamdulillah Allah beri keselamatan untuk kami dan kru," kata Kholid Mustofa.
Dari unggahan story Instagram Kampung Coklat, tampak wisatawan tetap antusias memadati kawasan wisata tersebut meski baru saja alami kebakaran. Unggahan di akun tersebut terkait pengumuman tetap buka juga ditanggapi netizen secara positif.