DENPASARUPDATE.COM - Indonesia memiliki tradisi unik selama Ramadan. Apalagi saat sudah mencapai pengujung puasa. Berikut tradisi unik bulan Ramadan di beberapa wilayah Indonesia yang menarik untuk diulas.
Melewatkan bulan Ramadan dengan cara unik akan memberikan kesan tersendiri bagi yang merayakan. Di beberapa wilayah Indonesia memiliki cara unik untuk merayakan bulan Ramadan yang hanya ada sekali dalam setahun.
Dilansir DenpasarUpdate.Com dari Antaranews, berikut alasan terkait tradisi unik di beberapa wilayah Indonesia merayakan Ramadhan.
Baca Juga: SAH! Lebaran Idul Fitri 2023 Jatuh Pada Hari Sabtu, 22 April 2023
- Gemar Berkirim Parsel
Menjelang dan saat lebaran Idul Fitri, masyarakat Indonesia sangat gemar berkirim parsel antara satu sama lain. Entah kepada keluarga, teman, kolega bisnis, dan orang-orang terdekat.
Pengamat budaya dari Universitas Indonesia Prof. Dr. Agus Aris Munandar mengungkapkan bahwa tradisi berkirim parsel memang sudah ada sejak zaman prasejarah.
Kebiasaan saling berkirim parsel ini berawal dari konsep pemberian untuk menghormati dan menjaga keselarasan hidup.
Seiring perubahan waktu, konsep tersebut berkembang ke arah sosial. Misalnya, memberikan upeti, penghargaan, hingga oleh-oleh.
- Pawai Obor Keliling Kampung
Tradisi pawai obor keliling kampung memang sudah jarang. Tapi di beberapa wilayah Indonesia masih ada yang melestarikan.
Warga Hila, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah memiliki tradisi pawai obor keliling kampung pada malam ke-27 puasa Ramadhan.
Masih mengusung konsep yang serupa, Kota Pontianak, Kalimantan Barat mengadakan Festival Keriang Bandong.
Baca Juga: Sanggar Budaya Patria Loka Blitar Bersama KKI Libatkan 230 Penari Bagikan 1.200 Takjil
Konsepnya dengan mengadakan pawai cahaya lampu dari keriang bandong yang diarak keliling kota. Sementara masyarakat Bone Bolango memiliki tradisi memasang lampu tumbilotohe.
Tumbilotohe adalah menyalakan lampu minyak di halaman rumah, masjid, dan lapangan 3 hari menjelang Idul Fitri.
- Mudik ke Kampung Halaman
Satu lagi yang tidak akan pernah ditinggalkan para perantau saat lebaran, yakni mudik ke kampung halaman.
Mudik atau pulang ke kampung halaman setelah sekian lama merantau demi meningkatkan taraf nasib kehidupan menjadi satu hal yang paling dinantikan.
Mudik bisa dilakukan dengan beberapa alternatif kendaraan. Ada yang menggunakan kendaraan pribadi, ada yang menggunakan kendaraan umum.
Baca Juga: Aplikasi Penghasil Saldo Dana, Simak Kelebihan dan Kekurangannya
Ada pula yang beruntung mendapat fasilitas mudik gratis dari pemerintah. Biasanya lewat jalur darat, yakni bus.
Jalan raya lintas kota dan provinsi sudah dapat dipastikan akan padat pengendara yang akan mudik ke kampung halaman.
Lonjakan jumlah penumpang kereta api, bus, travel, kapal laut, dan juga pesawat seakan sudah menjadi tradisi setiap tahun. Hal ini akan terjadi dua kali. Mudik dan juga arus balik. Dimana arus balik akan terjadi setelah Ramadhan usai.
Baca Juga: Unik! Dua Tradisi Idul Fitri Ini Hanya Ada di Bali
- Ketupat
Tradisi menikmati makanan lebaran berupa ketupat seakan menjadi hal yang wajib bagi pemeluk agama Islam saat Idul Fitri. Bahkan, bungkus ketupat sangat lekat dengan ikonik hari raya Idul Fitri.
Ketupat ini sebenarnya tidak beda dengan lontong. Hanya saja yang membedakan pembungkusnya. Kalau lontong dibungkus dengan daun pisang, sedangkan ketupat dibungkus dengan daun janur muda.
Makanan penampung ketupat biasanya adalah opor ayam.
Demikian tradisi unik yang ada di Indonesia saat perayaan Idul Fitri. Semoga bermanfaat. ***