WOW! Elektabilitas PKS Geser Gerindra di Sumatera Barat, Ini Hasil Lengkap Survei Voxpol Center

- 30 November 2020, 22:04 WIB
Lambang baru Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Lambang baru Partai Keadilan Sejahtera (PKS) /Antara

DENPASARUPDATE.COM - Elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Sumatera Barat (Sumbar) semakin meningkat.

Bahkan, elektabilitas partai yang baru saja melakukan rebranding dengan mengganti logo itu menggeser partai pemenang saat Pemilu 2019 lalu yakni Gerindra.

Ini terlihat dari hasil survei Voxpol Center Research and Consulting menjelang pelaksanaan Pilgub Sumbar 2020.

Baca Juga: Ini Dia 6 Fakta yang Tidak Banyak Diketahui Orang Soal Kaburnya Habib Rizieq Shihab dari RS Ummi

PKS sendiri memimpin perolehan dukungan masyarakat sebanyak 20,3 persen.

"PKS kini memimpin dengan persentase perolehan 20,3 persen diikuti Gerindra pada peringkat kedua dengan perolehan 13,8 persen dan Demokrat 12,4 persen," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Sarwi melalui siaran pers yang diterima, Senin 30 November 2020.

Sementara elektabilitas Golkar 5,8 persen , PAN 5,0 persen , NasDem 4,8 persen , PKB 3,1 persen , PDIP 2,0 persen, lainnya 2,9 persen, tidak memilih 0,3 persen , rahasia 13,6 persen dan tidak tahu/tidak jawab 16,0 persen.

Baca Juga: Waduh! Maradona Ditengarai “Dibunuh” Dokter Pribadinya, Polisi Geledah Klinik

Pangi menjelaskan survei digelar pada 02-12 November 2020 menggunakan metode multistage random sampling dengan toleransi kesalahan sebesar lebih kurang 3,47 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Populasi survei ini adalah warga Sumbar yang berdomisili di 19 kota/kabupaten di Sumatera Barat dan telah mempunyai hak pilih, yaitu berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah ketika dilakukan survei.

Jumlah responden survei sebanyak 800 orang diambil secara proporsional berimbang laki-laki dan perempuan.

Hasil survei Voxpol Center
Hasil survei Voxpol Center Rudolf Arnaud Soemolang

Setiap responden yang terpilih dilakukan wawancara dengan metode tatap muka oleh surveyor profesional dan dilakukan quality control sebanyak 20 persen dari total jumlah sampel secara acak, dengan cara mendatangi kembali responden terpilih dan mengonfirmasi ulang responden terpilih.

Pangi menilai dugaan pergeseran suara pemilih partai punya korelasi linear dengan perkembangan isu-isu peta politik nasional khususnya partai yang tergabung dalam koalisi pemerintah yang belakangan ini cenderung kebijakannya tidak populis berujung pada sentimen negatif, yang berdampak langsung menurunkan citra serta elektabilitas partai di daerah tersebut.

Baca Juga: PDIP Heran Proses PAW di Karangasem Berbelit-belit, Warga Abang Geruduk DPRD Minta Kejelasan

Pada saat yang sama, partai yang selama ini kebijakannya berseberangan dengan partai koalisi pemerintah, nampaknya cukup berhasil berselancar dengan momentum populisme, seperti mengelola sentimen rakyat, dengan mengambil posisi tegas membela rakyat (agregasi), sehingga mendapatkan bonus insentif elektoral yang cukup berlimpah seperti yang dialami PKS dan Partai Demokrat.

"Salah satu yang menggerus elektabilitas Gerindra adalah sikap politik Gerindra banting stir bergabung pada pemerintahan Jokowi dengan menempatkan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan, selain memang belakangan ada beberapa kasus korupsi yang mulai menjerat kader Gerindra," kata dia.

Baca Juga: Fraksi PDIP Akhirnya Komplit, Suryadana Akhirnya Comeback Lagi ke DPRD Bali

Selain itu dalam konteks pergeseran elektabilitas partai politik di Sumbar, apakah punya dampak terhadap kemenangan calon kepada daerah yang diusung partai tersebut? jawaban yang mengatakan tidak akan punya korelasi positif terhadap pilihan calon gubernur dalam pemilihan kepala daerah.

"Hipotesisnya sebagian mengatakan bahwa pengaruh figur kandidat justru lebih dominan mempengaruhi pemilih dalam memutuskan pilihan politiknya," kata dia.

Baca Juga: Kepincut Gabung PKS, Ini Jadi Alasan dr. Gamal

Namun ia menilai dampak psikologisnya cukup besar terutama bagi partai yang berbasis kader seperti PKS, paling tidak pemicu kencangnya pergerakan mesin partai yang panas di ujung , seperti kasus pilkada di Jawa Barat.

Pada sisi lain, tidak dapat dipungkiri tergerusnya elektabilitas partai Gerindra juga akan sedikit banyaknya berdampak terhadap kandidat yang diusung, apalagi pasangan cagub-cawagubnya hanya pakai satu mesin, diusung partai Gerindra sendiri, tanpa berkoalisi dengan partai lain sehingga tidak akan punya tambahan dukungan insentif elektoral dari mesin partai lain.

Baca Juga: Pemprov Bali Akan Bangun Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung

Ada yang menarik dari Musyawarah Nasional Partai Keadilan Sejahtera (Munas PKS) V yang ditutup pada Minggu 29 November 2020 kemarin di Bandung, Jawa Barat.

Tidak hanya menerapkan susunan kepengurusan DPP PKS masa khidmat 2020-2025, tetapi PKS juga melakukan rebranding dengan melakukan perubahan logo partai yang dikenal sebagai partai dakwah tersebut.

Dalam keterangan persnya, Sekjen DPP PKS, Habib Aboe Bakar Alhabsyi menjelaskan bahwa perubahan logo tersebut sudah dirumuskan sejak masa kepengrusan PKS sebelumnya.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Profil & Daftar Aksi Teroris MIT sampai RS Ummi Bogor Terancam Ditutup Akibat HRS

Habi Aboe Bakar mengaku bahwa logo baru PKS memiliki filosofi PKS tampil lebih segar, lebih dekat dan terbuka untuk semua kalangan.

"Perubahan lambang, mars dan hymne sudah dirumuskan sejak kepengurusan sebelumnya. Esensi perubahan ini adalah PKS harus tampil lebih segar, lebih dekat dan terbuka untuk semua kalangan," kata Habib Aboe Bakar.

Dari gambar yang diterima redaksi DenpasarUpdate.com (Pikiran Rakyat Media Network), ada yang menarik dari logo baru PKS tersebut.

Baca Juga: Ramalan Cinta Zodiak Senin 30 November 2020 Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, Pisces

Logo tersebut masih menyisakan unsur dari logo sebelumnya, yakni bulan sabit yang mengapit padi.

Tetapi yang membedakan dalam logo baru tersebut adalan komposisi warna yang berubah, semula perpaduan hitam dan kuning, kini putih dan oranye. 

Sebetulnya, logo itu hanya terlihat warna oranye saja berbentuk bulat, namun PKS menjelaskan yang betul oranye dan putih dengan bentuk tetap kotak.

Baca Juga: Ramalan Cuaca Hari Ini Senin 30 November 2020: Denpasar Hujan Ringan, Bandung Cerah Berawan

Selain itu, dalam logo sebelumnya tersebut ada tulisan 'Partai Keadilan' di bagian atas dan 'Sejahtera' di tengah logo, kini hanya tulisan 'PKS' di bawah.

Anggota Komisi III DPR RI ini menyebutkan, bentuk bulat pada lambang PKS menggambarkan kesetaraan, keteraturan, keserasian, persatuan dan kesatuan arah demi memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat di bumi Indonesia yang berlandaskan Pancasila.

"Bulan sabit melambangkan dimensi waktu, keserasian, keindahan, pencerahan, keluhuran Islam untuk menjaga keseimbangan, kesinambungan sejarah, kejayaan dan kelangsungan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara," ungkap Habib Aboe Bakar.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini 30 November 2020 Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo Tentang Cinta

Sementara simbol untaian 17 butir padi pada tangkai tegak lurus melambangkan adil, ukhuwah, istikamah, berani, disiplin dalam menjalankan tugas, serta tegas dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan.

"Warna oranye adalah warna baru. Melambangkan kehangatan, harapan, semangat kehidupan yang selalu optimistis dan semangat muda," ujar Ketua MKD DPR itu.

Habib Aboe Bakar menambahkan, warna putih melambangkan bersih, suci, tulus, ikhlas dan mulia. Sementara warna hitam melambangkan kemauan keras, disiplin, kekuatan, ketegasan, berwibawa, kepastian, aspiratif dan perlindungan.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini 30 November 2020 di RCTI, SCTV, Trans 7, Trans TV, GTV, Net TV

Di sisi lain, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera berharap bahwa perubahan lambang tersebut dapat menjadi awal dari semangat baru PKS dengan tagline anyarnya yakni PKS Pelayan Rakyat

Lambang baru PKS ini disahkan pada Munas V. Perubahan lambang tersebut diharapkan bisa membawa semangat baru dalam menghadapi berbagai event politik di depan mata seperti Pilkada dan Pemilu mendatang.

"Alhamdulillah lambang baru @PKSejahtera sudah resmi disahkan pada Munas V PKS ini. Semoga membawa semangat baru dalam melayani rakyat dan membangun bangsa Indonesia," kata Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, dikutip dari twitter pribadinya, Minggu 29 November 2020.

Baca Juga: HRS Tertutup Soal Hasil Swab, Walikota Bogor Bima Arya Tegas Perkarakan Habib Rizieq Shihab

Dengan lambang baru ini, Mardani berharap PKS bisa memenangi Pemilu 2024 dan Pilkada Serentak 9 Desember 2020.

"Doakan juga agar PKS bisa menang di Pemilu 2024 dan Pilkada serentak 9 Desember 2020, agar punya kemampuan lebih optimal untuk membangun bangsa, menegakkan keadilan, dan mensejahterakan rakyat," ujarnya.

Sedangkan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa rebranding memang dilakukan di tengah tren positif perolehan suara partai yang kini dipimpin Ahmad Syaikhu tersebut. Pada Pemilu 2014, kata HNW, PKS memeroleh sekitar 8,4 juta suara, dan 40 kursi DPR. Pada Pemilu 2019, perolehan PKS naik signifikan 11,4 juta suara dan 50 kursi.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Bakal Diperiksa Polisi 1 Desember, Akui Sudah Kirim Surat Panggilan

"Di saat menaik, PKS malah rebranding. Tapi simbol warna tetap putih. Kalau ada warna fresh oranye, itu ganti warna kuning," tegasnya dikutip dari akun twitternya.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x