Penanganan sampah perlu terintegrasi dari hulu hingga hilir, serta koordinasi yang baik dari pemerintah pusat hingga daerah.
Acara ini disponsori oleh Kemendagri dan panitia G20 ini, dihadiri para penggiat lingkungan di Pulau Dewata. Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LPLH-SDA), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali, ambil bagian di perhelatan akbar ini.
Baca Juga: Bukan ke Persija Jakarta, Sergio Farias Malah Dikabarkan Latih Barito Putera, The Jakmania Ikhlas?
LPLH menampilkan upaya upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan seperti, pembudidayaan Maggot, penanganan Minyak Jelantah (Mijel) yang dapat di olah menjadi Sabun dan Lilin, sosialisasi pengunaan Tumbler sebagai pengganti gelas/botol plastik, keterampilan membuat tas dari karung beras bekas dan lain lain.
"Kami terus berupaya melayani masyarakat dan menyelamatkan lingkungan hidup, agar Bumi dapat terus bermanfaat bagi generasi yang akan datang" ujar Saleh Purwanto, Ketua LPLH-SDA MUI, Provinsi Bali saat ditemui di ruang Pamer, Park 23 Mall, Kuta.
Pameran selama 3 hari ini (18 - 20 April 2022), memberikan kesempatan luas pada para pelajar, penggiat Lingkungan dan Masyarakat luas, bahwa saat ini pengolahan sampah kita tidak sedang baik baik saja, namun perlu penanganan ekstra serius. Semua pihak perlu berokestrasi menangani limbah sampah yang sangat banyak ini.
Bali merupakan salah satu provinsi yang menghasilkan sampah plastik cukup banyak, menurut laporan Sungai Watch yang bertajuk Impact Report Oktober 2020 hingga Desember 2021, Bali menghasilkan 333.336 kilogram Sampah Anorganik. Rincian sekitar 89% plastik, 8% kaca, 2% kain, dan 1% logam dan residu lainnya. ***