Mereka mengatakan sang putri menderita bentuk gangguan stres pasca-trauma (PTSD), kantor berita Kyodo melaporkan - menggemakan situasi Permaisuri Masako, yang selama bertahun-tahun telah berjuang dengan apa yang disebut "gangguan penyesuaian."
kantor berita Kyodo Mereka mengatakan sang putri menderita bentuk gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Baca Juga: BREAKING NEWS : Pergi ke Ladang, Seorang Nenek di Sawan Buleleng Hilang Misterius
Disisi lain situasi Permaisuri Masako, selama bertahun-tahun berjuang dengan apa yang disebut "gangguan penyesuaian."
Mako akan meninggalkan keluarga kerajaan usai pernikahannya, seperti adat yag berlaku.
Pelaksanaan pernikahan tak dijalankan dengan adat kerajaan, kemudian sang putri akan melupakan pembayaran satu juta dolar yang menjadi haknya.
Pasangan itu akan mendaftarkan pernikahan mereka di kantor pemerintah daerah, dengan catatan keluarga kekaisaran disesuaikan untuk mencerminkan bahwa Putri Mako telah meninggalkannya keluarga kerajaan.
Baca Juga: Kunjungi Papua, Gubernur Ganjar Pranowo Dapat Sambutan Meriah: Sampai Menari Burure Bersama