DENPASARUPDATE.COM - Jepang harus berusaha dengan keras untuk menerapkan kapitalisme gaya baru dalam rangka menurunkan disparitas pendapatan yang semakin buruk karena pandemi, ujar Fumio Kishida yang merupakan mantan Menlu pada 8 September 2021.
Kishida, mempresentasikan usulan kebijakan ekonominya sebagai salah satu bagian dari upaya untuk memenangkan pemilihan ketua Partai Demokratik Liberal (LDP) yang akan dilaksanakan pada tanggal 29 September 2021.
Kishida, dalam presentasinya, mengatakan bahwa deregulasi yang dilakukan pada era reformasi Jepang pada awal 2000-an, justru memperlebar kesenjangan antara si miskin dan si kaya.
Baca Juga: Dugaan Remix Suara Adzan, Tagar Mnetapologize Trending di Twitter
Abenomics atau istilah kebijakan ekonomi saat pemerintahan PM Shinzo Abe tidak memberikan manfaat ke bawah atau tidak membuahkan hasil.
“Tanpa distribusi kekayaan tidak akan ada peningkatan konsumsi dan permintaan… tidak akan ada pertumbuhan lebih lanjut jika distribusi kekayaan hilang,” pada presentasi proposal ekonominya.
“Saya akan membangun kapitalisme gaya baru. Tantangan terbesar dalam kebijakan ekonomi makro adalah mengakhiri deflasi. Saya akan berpegang teguh pada tiga langkah, yaitu kebijakan moneter yang tegas, belanja fiskal yang fleksibel, dan strategi pertumbuhan,” kata Kishida dikutip dari Antara.
“Tidak diragukan lagi, Abenomics memang telah membawa pencapaian yang besar dalam pertumbuhan. Akan tetapi, dalam distribusi kekayaan, trickle-down masih belum terjadi,” lanjutnya.