Memang, secara pendapatan XL Axiata mengalami pertumbuhan tipis. Namun, pada saat bersamaan perusahaan mampu menekan beban secara signifikan pada enam bulan pertama tahun ini. Alhasil, laba yang dihimpun angkanya melonjak drastis. Pada periode tersebut, XL Axiata berhasil menekan beban infrastruktur dari Rp4,67 triliun menjadi hanya Rp4,10 triliun.
Sementara itu, beban interkoneksi juga ditekan dari Rp961,38 miliar pada Juni 2019 menjadi Rp816,64 miliar pada Juni 2020. Begitu pun dengan beban penjualan dan pemasaran yang angkanya turun dari Rp946,74 miliar menjadi Rp888,17 miliar. Penurunan juga terjadi di pos beban gaji dan kesejahteraan dari Rp623,73 miliar menjadi Rp610,86 miliar, sedangkan beban umum dan administrasi turun dari Rp305,01 miliar menjadi Rp171,62 miliar.
Baca Juga: Gawat!, AS Kerahkan 355 Kapal Perang di Laut China Selatan
Bersamaan dengan usaha perusahaan menekan beban, Dian mengatakan bahwa XL Axiata melakukan beberapa upaya untuk menyiasati pelemahan daya beli masyarakat di tengah kompetisi penyedia layanan operator yang kian ketat. Salah satu hal yang dilakukan adalah merilis paket data baru dengan harga murah sehingga dipilih oleh konsumen dan berdampak pada peningkatan trafik. Sebagai catatan, trafik data XL Axiata meningkat 45% dari 1.531 Petabyte pada semester I 2019 menjadi 2.221 Petabyte pada semester I 2020.
"Menyikapi dinamika industri dan kompetisi yang terjadi, XL Axiata mengambil sikap hati-hati dan penuh perhitungan. Produk atau paket data baru dihadirkan dengan pertimbangan matang berdasarkan analisa data pola konsumsi layanan oleh para pelanggan yang sahih. Hasilnya cukup efektif dan sesuai dengan segmen pasar yang disasar," pungkasnya lagi. ***