Menurutnya, Indonesia mempunyai peluang untuk mengembangkan industri tersebut.
Mengingat, Indonesia sendiri dikenal memiliki alam dan kultur yang mumpuni dalam sektor tersebut.
“Industri herbal sendiri kita punya kekuatan Pak, memang kita mempunyai alam dan punya kultur mengenai industri herbal ini. Karena itu Indofarma kita akan fokus pengembangan industri herbal daripada pengobatan,” jelas Erick.
Saat ini, lanjut Erick, pemerintah sedang melakukan konsolidasi klaster kesehatan BUMN.
Hal tersebut merupakan bagian dari pembentukan ekosistem guna memperkuat ketahanan dan kemandirian kesehatan.
Baca Juga: Kunjungan ke Bali dengan Gaya Casual, Jokowi Bakal Lakukan Groundbreaking RS Internasional di Sanur
“Kita tahu ekosistem ini menjadi kunci. Kalau kita berdiri sendiri-sendiri, akhirnya tentu kita tidak punya kekuatan yang terpadu untuk menahan gelombang yang terjadi ke depannya,” ujarnya.
Erick juga menjelaskan bahwa saat ini pihaknya telah berhasil menggabungkan Bio Farma sebagai perusahaan induk (holding company) yang membawahi Kimia Farma, Indofarma, dan sejumlah rumah sakit yang berada di bawah Indonesia Healthcare Corporation (IHC).
Selain itu, secara bisnis Bio Farma diharapkan mampu membuka peluang baru dalam industri kesehatan seperti industri vaksinasi.