Nyoman Parta Minta Bank BUMN Segera Turunkan Suku Bunga, Untuk Gerakkan Roda Ekonomi Rakyat

23 November 2020, 10:14 WIB
Anggota Komisi VI DPR RI asal Bali, Nyoman Parta di saat kunker Komisi VI DPR RI di Bali, Kamis 15 Oktober 2020 /Muhammad Nurul Jum'ah

DENPASARUPDATE.COM - Untuk menggerakkan perekonomian masyarakadi masa pandemi, Anggota DPR RI Komisi VI Nyoman Parta meminta agar bank-bank milik pemerintah atau BUMN segera menurunkan suku bunga yang ada.

Seperti diketahui, Bank Indonesia telah menurunkan Suku Bunga Acuan hingga ke angka 3,75 persen. 

"Agar ekonomi bisa bergerak lebih cepat, bank-bank milik pemerintah harus mempelopori dengan membuat kebijakan bunga murah dengan cara menurunkan suku bunga yang ada selama ini," kata dia kepada DenpasarUpdate.com (Pikiran Rakyat Media Network) saat dikonfirmasi, Senin 23 November 2020.

Baca Juga: Mau Dapat Bansos Modal Usaha Rp 3,5 Juta? Cukup NIK KTP, Login dtks.kemensos.go.id Pasti Cair!

Ia juga menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi bank-bank yang dikenal sebagai plat merah itu dalam menurunkan suku bunga, salah satunya dengan pengurangan biaya operasional bank yang dikenal cukup tinggi.

"Cara pertama; kurangi biaya operasional yang tinggi dari Bank BUMN. Karena selama ini Bank-bank BUMN relatif lebih boros jika dibandingkan dengan Bank Swasta lainnya. Dengan efesiensi biaya operasional maka suku bunga bisa diturunkan," kata politisi senior PDI Perjuangan ini.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Dari Soal Profil Kapolda Metro Jaya sampai Penurunan Baliho HRS di Sejumlah Kota

Kemudian yang kedua, menurut dia, bank-bank BUMN tersebut mesti mengurangi pengendapan dana di bank.

Untuk itu, hal yang paling penting dan harus dimulai yaitu dari menginstruksikan BUMN dan lembaga keuangan milik pemerintah untuk menyalurkan dananya ke kegiatan ekonomi produktif sepeti UMKM dan super ultra mikro.

Baca Juga: Berlangsung Epik dan Dramatis, Bermain dengan 10 Orang Arsenal Mampu Beri Perlawanan Leeds

"Jangan melakukan usaha duit cari duit, itu tidak membuat ekonomi bergerak," sindir Mantan Ketua Komisi IV DPRD Bali ini.

Ketiga, kata Parta, kalau biaya operasionalnya sudah efisien maka NIM bisa ditekan dan bunga bisa diturunkan.

Efisiensi tersebut, menurutnya, dapat dilakukan dengan menekan biaya operasional. Selain itu, kata dia, penggunaan teknologi untuk merespon kebutuhan pembukaan jaringan yang luas dapat menurunkan biaya operasional.

Baca Juga: Puji Anies Baca Buku 'Bagaimana Demokrasi Mati', HNW: Kualitas Demokrasi Perlu Diselamatkan

"Dan akhirnya menurunkan suku bunga kredit. Ingat BUMN itu adalah agen pembangunan jadi Bank-bank BUMN jangan terlalu banyak cari profit, minimal jalan dengan oprasional saja sehingga suku bunga bisa turun, dan efeknya pasti investasi akan lebih banyak dan masif, dunia industri bisa jalan dan ekonomi bergerak, tenaga kerja bisa tumbuh dan negara dengan sendirinya dapat pajak," tegasnya.

Parta juga menyoroti prilaku sejumlah bank tak terkecuali bank-bank BUMN yang safety (nyaman) menaruh dana pihak ketiga dan dana yang dihimpun dari masyarakat baik itu berupa tabungan, deposito, giro dan lain-lainnya di BI.

Baca Juga: Tekan Produksi Sampah Organik, Ini Teknologi Eco Enzyme Ala DLH Tabanan

Padahal, menurutnya, ketimbang mengendap di BI, alangkah baiknya dana tersebut digunakan secara maksimal untuk kepentingan roda perekonomian bangsa.

Ini jadi problem tersendiri dan mesti ditelaah lebih jauh alasan bank-bank menempatkan dana di BI ketimbang menyalurkannya untuk menopang denyut nadi perekonomian bangsa, ujarnya.

Baca Juga: Oliveira Tercepat di Kandang Sendiri, Sang Juara Dunia Tercecer

"Sekarang banyak Bank dan Perusahaan menyimpan uangnya di BI karena tidak berani mengambil resiko mengucurkan kredit disaat ekonomi lagi susah dengan memikirkan resiko kredit macet, boleh hati-hati. Tapi jangan juga resiko itu membuat paranoid. Sebab andalan kita untuk bangkit dari Resesi adalah dana dari pemerintah termasuk dari Bank BUMN," tegas Parta.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Tags

Terkini

Terpopuler