Petisi Boikot Pedangdut Saipul Jamil dari Televisi Karena Bahaya Bagi Korban, Ini Penjelasan Ilmiahnya

- 5 September 2021, 13:34 WIB
Pedangdut Saipul Jamil disambut fans saat dinyatakan bebas dari penjara
Pedangdut Saipul Jamil disambut fans saat dinyatakan bebas dari penjara /Tangkapan Layar YouTube Cumi-cumi/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM – Pasca bebasnya pedangdut Saipul Jamil yang tak lain eks narapidana pencabulan anak dibawah umur, jagat hiburan kembali gaduh di jagat maya. Itu menyusul penyambutan Saipul Jamil oleh sejumlah orang bahkan diberi pengalungan bunga dianggap sebagai hal yang berlebihan dan tidak pantas untuk seorang mantan narapidana pedofilia.

Sebagai respons, publik beramai-ramai menandatangani petisi yang berisi,  Boikot Saipul Jamil Mantan Narapidana Pedofilia, ramai jadi sorotan di televisi nasional dan kanal YouTube.

Anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi memberi tanggapan dan meminta KPI untuk mewanti-wanti  jika Saipul Jamil muncul dalam acara televisi. Menurutnya, tampilnya kembali Saipul Jamil bisa meresahkan pemirsa.

Baca Juga: 2 Atlet PES dari Tim Bagoes Esport Wakil ESI Bali Lolos Kualifikasi dan Raih Tiket Pra PON XX Papua 2021

Dalam petisi tersebut ditemukan komentar warganet yang mengkhawatirkan kondisi korban apabila melihat pelaku pencabulan kembali sebagai artis.

"Jangan menormalisasi hal yang seperti ini. Bagaimana jika korban trauma dan keluarga menyaksikan pelaku di televisi?. Sungguh tidak pantas" tulis warganet.

Tim DenpasarUpdate.com (Pikiran Rakyat Media Network) menelusuri dan menemukan bahwa penyintas atau korban pelecehan memiliki traumatik yang bisa dijelaskan secara ilmiah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Lengkap Besok, Senin 6 September 2021: Aries Romantis, Taurus Mengambil Tindakan Cinta

Melansir penelitian berjudul "Community-Based Recovery For Sexual Violence Victims: The Case of Hapsari" yang dibuat oleh Atikah Rahmi dan Hotma Siregar

Pemulihan korban kekerasan seksual bertujuan membuat korban mengetahui jenis respons yang tepat dalam menghadapi kondisi traumatis. Sehingga membuat korban percaya bahwa mereka dapat membuat keputusan dan sudah memahami dampak dari keputusan yang mereka perbuat.

Hal inilah yang membantu korban dalam proses pemulihan. Pemulihan korban kekerasan dari hasil penelitian bergantung pada empat faktor.

Baca Juga: AWAS! Covid-19 Varian Mu Diduga Kebal Vaksin, di Korea dan Jepang Sudah Menyebar, Masih Terus Dipantau WHO

Pertama adalah keluarga untuk menguatkan korban atau memberikan dukungan yang memadai.

Kedua, korban membutuhkan pekerjaan untuk menjadi sumber pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Ketiga adalah dukungan spiritual, seperti agama dapat memperkuat korban untuk bangkit dari keterpukuran.

Keempat, partisipasi sosial atau ketersediaan dukungan masyarakat merupakan strategi penguatanuntuk korban.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer Besok, 6 September 2021: Awasi Terus Keuangan, Karier, Asmara, Kesehatan, dan Keluarga

Partisipasi dan sinergi pemerintah serta lembaga masyarakat dibutuhkan dalam proses pemulihan bagi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan.

Disebut juga peran dan partisipasi masyarakat untuk memberi dukungan pulihnya korban kekerasan seksual adalah dengan menyediakan kesempatan bagi korban untuk bersosialisasi dengan sesama anggota masyarakat tanpa diskriminasi.

Dukungan yang dilakukan saat ini dengan menandatangani petisi boikot Saipul Jamil bisa dianggap sebagai representasi dukungan masyarakat terhadap korban.

Baca Juga: Setan Merah Pancang Juara Liga Champions, Solskjaer: Ronaldo Suntik Harapan Baru di Old Trafford

Jadi demikianlah penjelasan alasan ilmiah tentang dampak dari pemboikotan Saipul Jamil dari tayangan TV yang dapat membantu pemulihan korban. ***

 

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Recovery for Sexual Violence


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah