"Untuk kepentingan partai Golkar yang lebih besar di Jembrana saya memilih mengundurkan diri dari pencalonan," akunya.
Bahkan, ia mengaku tidak kecewa dengan keputusannya tersebut.
Widastra malah mengaku bangga dengan proses demokrasi, meskipun ada sedikit riak-riak dalam proses Musda.
Di sisi lain, Pimpinan Sidang Musda Partai Golkar Jembrana yang juga Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Bali, Dewa Made Suamba Negara menyatakan bahwa sikap Widastra untuk mundur sebagai sikap negarawan yang patut dicontoh para kader Golkar.
Mantan Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Bali ini menceritakan terkait jalannya Musda, saat itu dalam pemandangan umum yang disampaikan dari 11 pemegang hak suara, 1 suara memberikan pilihan kepada Ketut Widastra dan 10 suara menyampaikan pilihan kepada Made Suardana.
Baca Juga: Maling Curi Emas di Pratima Pura Dalam Dukuh Lukluk Mengwi
Setelah Widastra mengundurkan diri dari pencalonan akhirnya Made Suardana menjadi calon tunggal dan terpilih secara aklamasi.
Setelah ditetapkan sebagai Ketua DPD II Golkar Jembrana, Suardana langsung membentuk Tim Formatur guna menyusun kepengurusan periode 2020-2025.
Menariknya, Suardana juga ditunjuk olehnya untuk mendampingi dirinya sebagai Sekretaris DPD II Partai Golkar Jembrana.