Dekan FIB Unud, Dr. Made Sri Satyawati, SS, M.Hum didampingi Ketua Panitia, Dr. Dra. Luh Putu Puspawati, M.Hum mengatakan, Seminar Nasional Bahasa, Sastra dan Budaya merupakan agenda akademis tahunan yang bertujuan untuk memberikan mimbar bagi para akademisi, peneliti, mahasiswa, guru dan masyarakat.
Sehingga diharapkan mampu menghilirisasi sari-sari pemikiran yang diperas melalui berbagai kajian, mulai dari bahasa, sastra dan budaya.
Lebih lanjut dijelaskan, kegiatan tahun ini dilaksanakan dengan tema Santa Smreti yang mengandung makna ‘menelisik potensi bahasa, sastra dan budaya sebagai resolusi konflik’.
Baca Juga: Cegah Virus PMK Masuk Bali, Wabup Jembrana Langsung Pantau Pelabuhan Gilimanuk
Hal ini menjadi spirit kegiatan untuk merespon situasi konflik kemanusiaan yang terjadi di beberapa negara.
“Kita berharap bidang humaniora terutama bahasa, sastra dan budaya yang kita tekuni dapat menjadi instrumen baru meresolusi konflik yang terjadi, karena bidang humaniora merupakan tumpuan bersama untuk mencapai harmoni,” ujarnya
Baca Juga: Rapat Paripurna Ke-8, Bupati Tabanan Sampaikan Ranperda APBD Perubahan T.A 2022
Sri Satyawati menambahkan, kegiatan yang dilaksanakan satu hari ini diikuti oleh 67 pembicara dari berbagai wilayah. Seperti halnya Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Dosen Universitas Sebelas Maret, Dr. Dwi Susanto. Serta Prof. Dr. I wayan Pastika, Dr. I Ketut Sudewa dan Dr. Ida Bagus Putra sebagai pembicara utama.
“Harapan kami tentu seminar nasional ini menjadi langkah baik untuk bangkitnya tradisi akademis dalam bidang bahasa, sastra dan budaya,” jelasnya.***