Ia mengaku selama 23 tahun dirinya menjadi MC, baru kali ini Ecy mendapatkan perlakuan seperti itu.
"23 tahun pengalaman saya sebagai MC, baru kali ini saya diperlakukan layaknya tahanan atau maling yang tidak boleh muncul di panggung," tulis Ecy dalam unggahan instagram story miliknya.
Ecy juga menuliskan bahwa ia diperlakukan layaknya seorang tahanan atau maling yang dilarang muncul di panggung.
Bahkan, ia mengaku tidak diperbolehkan berdiri di belakang tamu undangan untuk membawakan acara dan harus membawakan acara dari ruangan khusus. Ditambah lagi adanya penjagaan yang ketat dari protokol Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
“Alasannya apa? Karena acara dihadiri oleh Gubernur Bali. Protokol Gubernur Bali karena MCnya cewek jadi tidak boleh tampil, cukup suara saja terdengar,” tulis Ecy.
"Bahkan untuk berdiri dari belakang tamu undangan pun saya tidak boleh, ruangan tempat saya berbicara ini pintu keluarnya dijaga oleh salah satu protokol @pemprov_bali agar saya jangan sampai keluar," imbuhnya.
Baca Juga: Tragis! Satu Keluarga Meninggal Dunia karena Tertimbun Pakaian
Tidak hanya itu, ia mengungkapkan bahwa sejak kepemimpinan Gubernur Bali I Wayan Koster, pekerja wanita, seperti MC, penyanyi, penari, dan sebagainya sering dibatalkan oleh client/event organizer (EO) lantaran Koster akan hadir dan tidak boleh ada pengisi acara wanita.
Hello? Kenapa kami pekerja wanita didiskriminasi begini? Apa salah kami bekerja untuk menghidupi keluarga kami??? Sudah berapa puluh acara saya di-cancel karena Gubernur (Bali) hadir???," tulis Ecy lagi.