Terapkan Isoter Berbasis Desa, Wagub Bali: Sesuai dengan Kearifan Lokal Kita

- 25 Agustus 2021, 21:49 WIB
Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace (masker hitam) saat memimpin rapat peninjauan pelaksanaan Isoter berbasis Desa, bertempat di Kantor Camat Ubud, Gianyar, Rabu 25 Agustus 2021.
Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace (masker hitam) saat memimpin rapat peninjauan pelaksanaan Isoter berbasis Desa, bertempat di Kantor Camat Ubud, Gianyar, Rabu 25 Agustus 2021. /Dok. Humas Pemprov Bali

Dia melanjutkan, jika Pemprov Bali  juga melakukan berbagai pendekatan isoter, seperti isoter di hotel-hotel berbintang yang difasilitasi Pemprov bersama dengan Pemkab/Pemkot, dan isoter berbasis desa.

Terkait isoter berbasis desa sendiri, Cok Ace menurutnya diyakini sebagai formula yang pas dalam pengendalian Covid-19 di Bali.

Baca Juga: Begini Penangkapan Youtuber yang Diduga Menista Agama, Muhammad Kece, dari Bali Langsung Dibawa ke Jakarta

Mengingat, isoter berbasis desa, selain sesuai dengan kearifan lokal Bali juga membuat masyarakat yang terkonfirmasi positif merasa nyaman dengan kondisi tidak jauh dari tempat tinggalnya.

“Saya meyakini isoter berbasis desa sangat bagus diterapkan di Bali karena ini juga sesuai dengan kearifan lokal kita. Mungkin banyak masyarakat yang kurang nyaman jika harus diisolasi di hotel dan jauh dari tempat tinggal. Sehingga isolasi secara terpusat dengan fasilitas desa bisa menjadi salah satu solusi,” bebernya.

Baca Juga: Batal Damai! KSAD Jenderal Andika Minta Kasus Warga Desa Sidatapa Buleleng dan TNI Tetap Diproses Hukum

Untuk itu, Cok Ace pun mendorong desa-desa untuk terus meningkatkan jumlah Isoter serta mengajak masyarakat untuk tidak ragu lagi menjalani perawatan di Isoter selain juga testing.

“Tentu saja target vaksinasi terus kita kejar, sehingga masyarakat Bali bisa memenuhi target vaksin pada September mendatang,” tutupnya.

Senada dengan Cok Ace, Kalaksa BPBD Bali, Made Rentin juga meyakini bahwa pelaksanaan isoman selama ini cukup beresiko, mengingat kultur rumah di Bali yang dihuni oleh banyak orang/KK, serta jiwa kekerabatan yang tinggi jika ada orang sekitar sakit maka tetangga beramai-ramai menjenguk.

Baca Juga: Ini Dia Top 5 Lokasi Hot Drop di Free Fire, Nikmati Pertarungan Seru!

Halaman:

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah