DENPASARUPDATE.COM – Pelaksanaan Nyepi tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab akses internet terbuka melalui WiFi dan beberapa provider lainnya tetap menyala.
Malah banyak remaja menyalahgunakan internet tersebut adalah kalangan remaja. Mereka mulai membuat video di jalan hingga bermain sketboard.
Komisioner Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali, I Kadek Ariyasa mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.
Baca Juga: Stefano Teco Cugurra Takut Covid-19, Bali United Pilih Latihan Fisik di Pantai
H tersebut dinilai menyimpang dari nilai-nilai dan esensi perayaan Nyepi. “Hal ini sangat memprihatinkan dan disayangkan masih ada kegiatan yang menyimpang dari makna hari suci tersebut,” jelasnya Selasa 16 Maret 2016.
Ia menyebut, peran orang tua dan masyarakat sangat penting guna memberikan pemahaman dan pengawasan terkait hal tersebut. Ia juga menegaskan bahwa pendidikan yang terintegrasi secara penuh komitmen dan konsisten oleh berbagai pihak diperlukan.
“Tugas utama pengawasan pasti orang tua atau keluarga, masyarakat serta aparat lingkungan terdekat. Terlebih pendidikan di masa pandemi saat ini dengan banyak keterbatasan yang cendrung banyak tugas yang memungkinkan para siswa atau anak-anak merasa jenuh. Sehingga mencoba hal-hal kurang mendidik seperti masalah tersebut sebagai hiburan dari jawaban kebosanan atas kondisi saat ini,” tandasnya.
Dengan demikian ia memandang perlu adanya kerja sama dan dukungan berbagai pihak termasuk Pemerintah Daerah. Khususnya dari beberapa instansi terkait untuk melakukan langkah-langkah yang konkret mendapatkan solusi yang benar dan tepat formulasi pendidikan yang ringan.