DENPASARUPDATE.COM - Masing-masing daerah memiliki tradisi unik dalam menyambut hari raya Idul Fitri. Berikut 2 tradisi unik saat lebaran yang hanya ada di Bali.
Meski didominasi oleh pemeluk Hindu, rupanya pemeluk agama Islam di pulau dewata ini memiliki tradisi khas saat hari raya.
Tradisi ini sudah dijalankan secara turun-temurun dari generasi terdahulu hingga era sekarang.
Baca Juga: Gempa 6,6 Magnitudo Landa Tuban, Terasa Sampai Bali dan Lombok
Dilansir DenpasarUpdate.Com dari berbagai sumber berita, berikut dua tradisi unik saat Idul Fitri yang hanya ada di Bali.
Dua tradisi tersebut adalah tradisi ngejot dan juga tradisi pegayaman. Simak ulasan lengkapnya berikut.
- Tradisi Ngejot
Tradisi ngejot ini merupakan tradisi berbagi makanan kepada sesama. Secara istilah "ngejot" artinya memberikan sesuatu (umumnya membagikan makanan).
Acara pembagian makanan ini tidak memandang latar agama. Umat Islam membagikan makanan ke semua warga terdekat secara merata termasuk non muslim.
Tradisi yang memang sudah dilakukan sejak masa kerajaan ini bisa ditemukan hampir di seluruh wilayah Bali.
Umat Hindu yang menerima pemberian makanan pada hari Raya Idul Fitri akan membalas pada saat perayaan Galungan atau saat hari raya Hindu memperingati kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (keburukan).
- Tradisi Pegayaman
Tradisi ini dilakukan oleh warga muslim di Desa Pegayaman, Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Sehingga dikenal sebagai tradisi pegayaman.
Tradisi setiap setahun sekali ini dirayakan tiga hari menjelang lebaran. Diantaranya ada penapean, penyajaan, dan penampahan.
Penapean adalah proses membuat tape. Penyajaan merupakan proses membuat jaja uli. Penampahan adalah proses menyambut lebaran.
Tradisi ini lebih banyak dilakukan oleh ibu-ibu yang tinggal di Desa Pegayaman, Sukasada, Kabupaten Buleleng. ***