Puncak Karya Pujawali Pura Mandara Giri Semeru Agung, Wagub Cok Ace Ngayah "Nopeng Dalem Sidakarya"

13 Juli 2022, 17:30 WIB
Wakil Gubernur Bali Prof. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati berkesempatan ngaturang ayah nopeng (menarikan topeng) Sidakarya di Pura Mandara Giri Semeru Agung Senduro Lumajang Jawa Timur, serangkaian puncak karya pujawali yang jatuh pada hari Rabu 13 Juli 2022. /Ahmad Latief Fahrezi/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM - Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati berkesempatan ngaturang ayah nopeng (menarikan topeng) Sidakarya di Pura Mandara Giri Semeru Agung Senduro Lumajang Jawa Timur, serangkaian puncak karya pujawali yang jatuh pada hari Rabu 13 Juli 2022.

Menurut Wagub yang akrab disapa Cok Ace, Tarian Topeng Dalem Sidakarya adalah tarian sakral yang wajib ditarikan pada setiap upacara.

Bahkan dari asal usul, Topeng Dalem Sidakarya datangnya dari Jawa Timur, dalam hal ini Lumajang.

Baca Juga: Sambut Musim Liga 1 2022/2023, Adaptasi Kandang dan Tandang Skema Main Sore-Malam Bali United Siap Tempur

Selain itu sebagian besar masyarakat Hindu Bali juga berasal dari Jawa Timur, khususnya kawasan Gunung Semeru.

“Ini menunjukkan betapa eratnya persaudaraan kita (Bali dan Jawa Timur, red). Sehingga saya harapkan agar integrasi dan kebersamaan umat Hindu di Bali dan Jawa Timur terus terbangun.

Baca Juga: Komitmen Ngayah untuk Masyarakat, Bupati Tabanan Hadiri Upacara Yadnya di Pura Pasek Gelgel Akah Riang Ancut

Oleh sebab itu, kami upayakan selalu untuk dapat tangkil dan ngaturayah setiap satu tahun sekali, secara bergilir per-Kabupaten,” ungkap Wagub Cok Ace.

Topeng Dalem Sidakarya memiliki makna mencapai tujuan atau menyelesaikan pekerjaan.

Baca Juga: Hadiri Padiksan di Grya Jumpung Sesandan, Begini Pesan Bupati Tabanan

Topeng Sidakarya pun menjadi lambang bahwa pekerjaan atau karya yang digelar sudah selesai dengan baik.

Tari topeng ditampilkan sebagai tari persembahan (wewalen) sebelum acara pemujaan bersama yang dipimpin sulinggih, yang bertujuan agar upacara yang berlangsung dapat terselenggara dengan baik dan selamat serta terhindar dari segala bahaya.

Baca Juga: Kukuhkan Relawan Donor Darah Desa Tamanbali, Ini Pesan Wakil Bupati Bangli

Pada akhir tari ini secara simbolis penari menghamburkan uang kepeng dan beras kuning (sekarura) sebagai lambang pemberian berkat kesempurnaan dan kemakmuran kepada alam semesta dan seisinya.

Selain Topeng Dalem Sidakarya, rentetan karya juga lengkap mempersembahkan wewalian berupa wayang kulit, rejang dewa, rejang renteng, tari baris dan tari legong kejawen.

Baca Juga: Polisi Pelototi Ibu Pembuang Orok di Tukad Badung Bali, Motifnya Lantaran Malu Akibat Hamil Hubungan Gelap

Puncak karya dipuput oleh tiga (3) sulinggih yakni Ida Pedanda Baturiti, Ida Pedanda Wanayoga dan Ida Pedanda Selat Duda.

Selain itu hadir juga Wakil Bupati Karangasem, Romo Mangku Pura Medang Kamulan Gresik, Kapolres Lumajang, Camat Lumajang.

Baca Juga: Bentuk Toleransi Umat Beragama, Bupati Sedana Arta Serahkan Bantuan Hewan Qurban di Masjid Agung Bangli

Untuk melengkapi persembahan, rangkaian karya pujawali juga dilengkapi dengan caru manca kelud atau yang juga disebut sebagai caru panca rupa yang juga digunakan saat upacara “Ngelinggihang" (meletakan) Dewa ring Parahyangan Agung dan Alit, upacara pamungkah, pakiyisan agung/ alit, mapadudusan agung/alit/madya.

Baca Juga: Terima 906 Mahasiswa KKN, Bupati Sanjaya Berharap Mahasiswa Ikut Serta Membangun Desa di Tabanan

Serangkaian pujawali, Ida Betara akan nyejer hingga 24 Juli 2022 dan dalam kurun waktu ini setiap harinya akan dilaksanakan prosesi nganyarin.

Umat Hindu yang ingin nangkil dan melaksanakan persembahyangan bisa memanfaatkan waktu tersebut.***

Editor: Ida Ayu Novi

Sumber: Denpasarupdate.com

Tags

Terkini

Terpopuler