Teguhkan Pancasila & Keislaman Sebagai Nilai Dasar Perjuangan, PKS Bali Gelar Dialog Kebangsaan Virtual

16 Januari 2022, 21:31 WIB
Sebagai partai politik yang menjunjung tinggi nilai Pancasila dan keislaman dalam perjuangannya, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Bali menggelar dialog kebangsaan, Sabtu 15 Januari 2022. /Rudolf Arnaud Soemolang

DENPASARUPDATE.COM – Sebagai partai politik yang menjunjung tinggi nilai Pancasila dan keislaman dalam perjuangannya, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Bali menggelar dialog kebangsaan, Sabtu 15 Januari 2022.

Acara dialog yang digelar secara virtual tersebut mengambil tema Pancasila sebagai dasar Negara, falsafah hidup dan cita-cita moral bangsa.

Dialog itu sendiri menghadirkan beberapa pembicara yakni Ketua LSM Bali Sruti yang juga Peraih Penghargaan Ikon Pancasila Bidang Sosial Enterpreneur dan Kemanusiaan 2021, Luh Riniti Rahayu.

Baca Juga: BRI Liga 1 : Ditahan Imbang Persela Lamongan, Ini Pembelaan Angelo Alessio Pelatih Persija Jakarta

Selain itu juga hadir sebagai pembicara Ketua Bidang Kaderisasi DPW PKS Bali yang juga Alumni PPRA LXII Lemhanas RI Tahun 2021.

Kepada awak media dalam keterangan persnya, Ketua Panitia dialog kebangsaan, Yunanistya Rahmadhiani menyampaikan bahwa tujuan kegiatan tersebut agar anggota partai lebih memahami pandangan dan implementasi PKS sebagai partai politik dalam penerapan Pancasila sebagai dasar Negara, falsafah hidup dan cita-cita moral bangsa.

“Hal tersebut dilaksanakan agar setiap anak bangsa yang menjadi anggota Partai Keadilan Sejahtera memahami makna kehidupan berbangsa dan bernegara secara utuh”, ujar Srikandi yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pembinaan Umat (BPU) DPW PKS Bali ini.

Baca Juga: Profil dan Biodata Narji Cagur, Komedian yang Gabung PKS

Pada pemaparannya, Ketua LSM Bali Sruti yang juga Peraih Penghargaan Ikon Pancasila Bidang Sosial Enterpreneur dan Kemanusiaan 2021, Luh Riniti Rahayu menyebutkan bahwa saat ini penerapan nilai-nilai ideologi Pancasila di Indonesia mulai terpinggirkan.

Ia menyebut beberapa penyebab mulai terpinggirkannya nilai-nilai Pancasila, diantaranya adalah semakin merajalelanya korupsi merajalela, meluasnya ujaran kebencian dan menipisnya toleransi antar umat beragama.

Baca Juga: Siap Hadapi Pemilu Serentak 2024, PKS Akan Buka Penjaringan Caleg Dini, Ini Targetnya!

Ia menyebut bahwa sebagai calon pemimpin bangsa, para kader partai politik menurutnya harus terus memahami serta menghayati nilai-nilai Pancasila.

“Sebagai calon pemimpin bangsa, kader PKS harus memahami dan menghayati nilai – nilai Pancasila. Caranya adalah mengisi waktu dengan hal positif, tahan mental dan berkarakter,” jelas dosen Universitas Ngurah Rai Denpasar ini.

“PKS dan seluruh kadernya adalah ikon Pancasila, kita tidak hanya hafal dan paham Pancasila tetapi juga menghayati dan mengamalkan Pancasila. Dan tunjukkan saya Indonesia, Anda Indonesia saya juga Indonesia,” imbuh Luh Raniti Rahayu.

Baca Juga: Fraksi PKS Potong Gaji Seluruh Anggota Dewan Untuk Bantu Korban Bencana Alam di Seluruh Indonesia

Di sisi lain, Ketua Bidang Kaderisasi DPW PKS Bali yang juga  Alumni PPRA LXII Lemhanas RI Tahun 2021, Agus Yulianto mengatakan bahwa bagi PKS, nilai-nilai Pancasila menurutnya sangat penting diterapkan sebagai pedoman dalam menentukan arah dan tujuan bangsa.

Apalagi, nilai-nilai Pancasila sendiri menurutnya sudah sesuai dengan nilai-nilai keislaman yang juga menjadi pedoman PKS dalam berjuang.

“Falsafah perjuangan PKS sebagai partai Islam rahmatan lil’alamin mempunyai 5 poin penting yaitu Islam, Keadilan, Kebangsan, Kenegaraan dan Kesejahteraan,” jelas Agus Yulianto.

Baca Juga: Presiden PKS Safari Ke Bali, Yakin Menang Pilkada Berkat Kader yang Semakin Solid

Sehingga, menurutnya untuk menciptakan kader yang militant menurutnya diperlukan pemahaman yang yang tinggi terkait ideologi negara, yakni Pancasila.

“Para anggota PKS harus memahami Pancasila, bahwa PKS sejak awal kelahirannya dengan tegas berjuang untuk seluruh rakyat Indonesia secara konstitusional dengan menjunjung tinggi Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” kata dia.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Sumber: Denpasar Update

Tags

Terkini

Terpopuler