DENPASARUPDATE.COM – Generasi muda saat ini mungkin sudah tidak mengenali nama Soetjipto Soentoro.
Padahal, pemain lahir di Bandung 16 Juni 1941 ini dikenal sebagai mesin gol Timnas Indonesia dan Persija Jakarta di era 1960-1970an.
Bahkan, ia juga dikenal sebagai legenda Macan Kemayoran, jauh sebelum nama Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan dicintai para The Jakmania, supporter Persija.
Saat itu, pemain yang mendapatkan julukan Gareng ini sendiri dikenal sebagai pemain yang memperkuat Persija Jakarta di usia belia.
Tercatat, Soetjipto Soentoro berseragam Macan Kemayoran pada usia yang cukup remaja yakni 16 tahun yakni pada tahun 1957.
Dalam usia 19 tahun pun ia sudah memperkuat Persija ke Eropa dan ikut Pelatnas PSSI Junior untuk Piala Junior Asia 1960.
Bakatnya yang luar biasa telah terlihat ketika ia mengolah si kulit bundar di lapangan Blok A Kebayoran.
Lahir dan besar di lingkungan keluarga Soentoro Djajasapoetro yang menyukai sepak bola.
Kakak Si Gareng adalah Soegijo dan Soegito pemain Persija tahun 1956-1964.
Baca Juga: WAWANCARA KHUSUS: Uji Coba dengan Timor Leste Diundur, Shin Tae Yong Kecewa, Ungkap Soal Hal Ini
Berkat tangan dingin dari drg.Endang Witarsa, ia bersama dengan Yudo Hadianto, Fan Tek Fong, Kiat Seek, Dominggus, Supardi, Didik Kasmara, Surya Lesmana berhasil menjadi bagian dari skuat senior tim Persija pada 1964.
Selama memperkuat Persija Jakarta dari tahun 1964-1968, dan 1971, Soetjipto Soentoro mengoleksi 35 gol dari 32 penampilan.
Ia juga sukses membawa Macan Kemayoran juara pada kompetisi Perserikatan tahun 1964 (cikal bakal BRI Liga 1).
Saat itu, Persija Jakarta mempecundangi salah satu rival abadinya yakni Persebaya yang diperkuat oleh bintang Timnas Indonesia pada masa itu seperti Andjiek Ali Nurdin, Jacob Sihasale, dan Junaedi Abdillah 4-1 di Stadion Istora Senayan atau Gelora Bung Karno.
Ketika itu, ia berhasil membawa Persija menjadi tim yang tak terkalahkan dalam satu musim dan menjadi top skor Perserikatan tahun 1964 dengan 16 gol.
Kebolehannya itu menarik pelatih Timnas Indonesia saat itu Anton Pogacnik yang langsung memanggilnya untuk berseragam Garuda.
Bahkan, Soetjipto Soentoro mencetak gol pertama untuk timnas Indonesia pada Asian Games 1966 di Bangkok, Thailand.
Kala itu, Indonesia menang 3-1 atas Republik China atau kini bernama Taiwan.
Baca Juga: BRI Liga 1: Angelo Alessio Didepak Persija, Pemain Ini Juga Ikut Tinggalkan Macan Kemayoran
Jumlah sumbangan gol terbanyak Gareng untuk timnas Indonesia saat skuat Garuda berpartisipasi di Merdeka Games 1969.
Soetjipto mencetak delapan gol pada kemenangan Indonesia dengan skor 9-1 atas Singapura pada 7 November 1969.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Senin 24 Januari 2022, Pisces Akan Menjadi Rumah Bagi Pasangannya
Ia juga dikenal sebagai pemain yang memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh pemain Asia lainnya antara lain kemampuan menjaga bola dari serangan lawan, tendangannya yang keras dan terarah dari berbagai sudut, serta kemampuan mengecoh pemain lawan menjadi contoh kelebihan Soetjipto.
Penyerang kelahiran Bandung ini menyandang ban kapten timnas selama beberapa tahun.
Namun, yang menarik adalah kisahnya saat melakukan lawatan ke Eropa Bersama Timnas Indonesia di tahun 1965.
Tim nasional yang di manajeri oleh Kolonel Maulwi Saelan yang juga kiper legenda Timnas Indonesia membawa mereka melawan dua klub tangguh Eropa, Feyenoord FC, Belanda dan SV Werder Bremen, Jerman.
Kata-kata motivasi yang diberikan langsung oleh Presiden RI Soekarno kepada si Gareng sebelum berangkat ke Eropa tertanam benar ke dalam hatinya.
"Kau,Gareng lawan si Belanda itu. Tunjukkan bahwa bangsa Indonesia itu bangsa besa." ujar Bung Karno.
9 Juni 1965, Soetjipto Soentoro yang dipercaya menjadi kapten tim PSSI menghadapi Juara Liga Kompetisi Divisi Utama, Belanda yang saat itu dikapteni oleh Guus Hiddink.
Si Gareng main kesetanan, setelah melewati tiga pemain belakang Feyenoord pada menit kedua babak pertama ia menciptakan gol yang bertahan sampai babak pertama berakhir.
Meski skor berakhir 1-6 bagi kemenangan Feyenoord itu tidak lebih disebabkan faktor wasit dan bersifat politis.
Soetjipto Soentoro kapten PSSI ketika bersalaman sebelum perandingan antara Indonesia vs SV Werder Bremen dimulai.
14 Juni 1965, pada lawatan keduanya di Jerman Barat melawan Juara Bundesliga, Werder Bremen, si Gareng dan kawan-kawanng membuat kejutan. Pertandingan berlangsung dramatis, tercipta banyak gol dan penuh semangat juang.
Gol-gol nya dihasilkan pada menit 30, 41, dan 58 dan sekaligus ia mencetak hattrik pada pertandingan itu.
Meskipun kalah 5-6 tetapi pelatih SV Werder Bremen yang merangkap pelatih nasional Jerman Barat, Herr Brocker terang-terangan memuji dan menawarkan Soetjipto, Max Timisela dan John Simon bermain untuk klub Werder Bremen.
Namun, tawaran simpatik itu ditolak oleh Kolonel Gatot Suwago. "Mereka lebih mencintai main untuk bangsanya." ujar sang Kolonel.
Alasan lain karena Soetjipto dan kawan-kawan sedang dalam rangka persiapan Asian Games 1966 di Tokyo.***