Kemudian, karena tidak berhasil menyebrang kembali ke Jawa, Pak Wisnu dan Pak Rai, serta beberapa kawan pejuang lainnya berusaha untuk mendapatkan senjata dan peluru-peluru di Bali.
Baca Juga: Sejarah KOKAM: Pasukan Anti Komunis, Penjaga Muhammadiyah
Usaha itu berhasil dengan direbutnya dan diambilnya amunisi di Tangsi Polisi NICA Tabanan. Namun sialnya, tindakan itu diketahui oleh Belanda.
Pasukan Pak Rai yang dijuluki Ciung Wanara dikepung dan digempur habis-habisan oleh NICA dengan mengerahkan seluruh kekuatannya.
Pada hari yang naas, 20 November 1946, pasukan Ciung Wanara yang bertempur dengan semangat puputan dihancurkan oleh NICA.
Pak Wisnu pun beserta Pak Rai dan 94 anak buahnya, gugur sebagai kusuma bangsa. Dan pertempuran tersebut dikenal oleh masyarakat sebagai Pertempuran Puputan Margarana.***