“Dimana mahkota putih yang aku serahkan sama kamu- aku kan sudah nyuruh kamu memberikanya kepada Widya!! kok dia belum nerima benda itu!!”
Nur sebagai teman Ayu dan Bima tidak memahami maksud mahkota putih itu. Akan tetapi Nur mengerti jika ada sesuatu, diantara mereka. Semenjak kejadian itu, Nur merasa mulai memiliki firasat yang buruk.
Disis lain banyak warga yang berkomentar jika proker Ayu dan Bima adalah proker yang paling banyak di tentang. Akan tetapi Nur belum paham alasan kenapa di tentang. Hinggaa akhirnya Anton memberi tahu.
“Bima, kancamu kui nur, kate gawe rumah bibit, nang nduwor Tapak tilas, yo jelas di tentang, wong iku enggon keramat” (temanmu si Bima, dia mau buat rumah bibit, di jalan tapak tilas, tentu saja banyak yang tidak terima, itu tempat di keramatkan) kata Anton kepada Nur
Nur yang polos tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Anton.
“tapak tilas, nggon opo iku, kok sampe di larang ngono, kan bagus proker’e gawe kemajuan desa iki” (Tapak tilas itu tempat apa,kenapa sampai di larang, kan bagus proker mereka untuk kemajuan desa ini) ucap Nur.
“yo aku gak eroh, wong, di larang kok” (ya aku mana tau, pokoknya di larang)