Pak Prabu pun juga menuturkan bahwa mulai hari ini, kendi yang ada di dalam bilik tersebut akan diusahakan untuk selalu terisi penuh air, terutama agar dapat digunakan anak-anak perempuan untuk mandi.
Sementara untuk para laki-laki, dapat mengisi air di kendi tersebut dengan cara menimba air dari sungai.
Semua anak yang terlibat dalam KKN di Desa Penari tampak paham, walaupun wajah Wahyu dan Anton tampak keberatan, akan tetapi keduanya harus menerimanya.
Baca Juga: Bukan 2009, KKN Desa Penari Terjadi Tahun 1996, Ini Klarifikasi SimpleMan
Saat Nur bangun dari tidurnya, Widya meminta untuk mengantarnya ke kamar mandi di bilik samping Sinden.
Nur yang semula tidak mau, akhirnya mau menemani Widya, tetapi dengan syarat dirinya yang pertama masuk ke bilik. Widya pun setuju tanpa berprasangka buruk.
Selama perjalanan Nur dan Widya, melihat setiap rumah yang mereka lewati, rata-rata serupa, semua rumah tepan (tembok di depan) kiri-kanan dari gedek (bambu dianyam).
Usai menempuh jarak lumayan jauh, akhirnya Nur dan Widya sampai di Sinden.
Bangunan Sinden itu tampak menyerupai candi kecil, perbedaannya, kolamnya persegi 4 dengan air yang jernih tapi berlumut.