Dituding Penjilat, Begini Pembelaan Ferdinand Hutahean

- 12 Oktober 2020, 15:41 WIB
Ferdinand Hutahean (Doc Istimewa) .png
Ferdinand Hutahean (Doc Istimewa) .png /

 

DENPASARUPDATE.COM - Politikus Ferdinand Hutahean dikabarkan akan segera meninggalkan Partai Demokrat.

Ferdinand mengaku hal tersebut didasari atas perbedaan prinsip dalam berpolitik bersama Partai Demokrat.

Bahkan baru-baru ini santer terdengar perbedaan pendapat antara Ferdinand dengan Partai Demokrat terkait dengan UU Cipta Kerja yang tengah menjadi sorotan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Inggris Kalahkan Belgia, Henderson Ungkap Kunci Kemenangan Inggris

Seperti dilansir dari RRI dengan judul berita Dituding Penjilat, Ferdinand Hutahean Hengkang dari Demokrat.

"Jadi kalau sekarang pun saya akan pergi dari Partai Demokrat, itu juga karena soal prinsip dan keyakinan politik, jalan politik kebangsaan yang saya yakini terlepas apakah saya salah atau benar dengan prinsip yg saya yakini," tulis Ferdinand di akun Twitternya Minggu 11 Oktober 2020.

"Saya memutuskan untuk pergi dan akan mengundurkan diri," tambahnya.

Ferdinand menyadari, sikap perbedaan pandangannya selama ini, membuat banyak pihak termasuk Demokrat memberikan sikap berbeda kepadanya.

Bagi oposisi, Ia bahkan dianggap sebagai 'penjilat'. Ferdinand pun melalui twitternya membantah tuduhan ini.

"Penjilat..? Hahaha saya harus tertawakan tuduhan itu kepada saya. Apa yang mau saya jilat? Siapa yang mau saya jilat? Jokowi? Ahhh dari dulu kalau saya punya mental penjilat, tak akan saya tinggalkan Jokowi karena beda prinsip tentang Subsidi dan Pembangunan. Kalau saya penjilat sudah jadi pejabat saya dari dulu," tulisnya.

Baca Juga: Terjatuh dari Jukung Saat Melaut, Seorang Nelayan Asal Buleleng Hilang, Hingga Kini Belum Ditemukan

Tudingan tersebut muncul, lantaran pada Pilpres 2019 lalu, ia bertindak sebagai oposisi dan kerap memberikan kritikan dan menyerang pemerintahan Jokowi.

Namun, setelah gagal dalam pencalonan legislatif melalui partai Demokrat, ia pindah haluan dengan mendukung pemerintahan Jokowi, serta berbalik mencibir pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintahan.

"Dari 2012 sejak kemunculan Jokowi, saya sudah aktif turut serta mendorong dan menekan PDIP agar mencapreskan Jokowi, dan 2014 Jokowi jd Presiden. Tapi saya beda prinsip soal subsidi dan pembangunan infrastruktur maak saya pergi. Kenapa pergi? Krn ini soal prinsip dan yang berani pergi bukan penjilat," terangnya.***(Tegar Haniv Alfiandita/RRI)

 

Editor: M Hari Balo

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah