Potensi Tsunami Besar, Ini Saran BMKG: Denger Sirine, Tanam Bakau dan Panjat Pohon

7 Oktober 2020, 11:56 WIB
Ilustrasi datangnya tsunami besar setinggi 20 meter /kartika mahayadnya/istimewa

DENPASARUPDATE.COM - Isu potensi tsunami besar masih hangat jadi perbincangan publik. Guru Besar Seismologi Intitut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Sri Widiyantoro sempat menyatakan bahwa Pulau Jawa berpotensi dilanda tsunami.

Tsunami tersebut dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur.

Kajian tersebut kemudian membuat heboh cukup banyak masyarakat, khususnya sejumlah orang yang tinggal di daerah rawan tsunami.

Baca Juga: Mau Nonton Film Gratis? Ini 5 Link Nonton Film Gratis Mirip IndoXXI dan LayarKaca21

Namun menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, mengimbau agar masyarakat tak perlu panik dalam menghadapi prediksi tersebut.

Pernyataan itu diungkap pula dalam akun Youtube DMII Official yang diunggah pada Selasa 6 Oktober 2020 seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com.

"Informasi dari kajian ITB itu tentu harus kita respon, bijak dalam merespon sebagai sebuah tantangan untuk melakukan upaya mitigasi, untuk menyiapkan jika potensi itu benar terjadi," ujarnya.

Baca Juga: Buntut Panjang Disahkannya UU Omnibus Law, Buruh Lanjutkan Aksi Mogok Nasional

Ia menambahkan bahwa kajian dari Prof. Sri Widiyantoro perlu disambut dengan upaya mitigasi yang tepat.

"Masyarakat tidak perlu baper (bawa perasaan, red), tidak perlu cemas, panik, kaget tetapi ayo kita sambut kajian temen-temen ini bagaimana cara menyikapinya ke depan," tambahnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun menyediakan sederet upaya dalam menyediakan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami.

Baca Juga: Tidak Masuk Skuad Liga Champions, Juventus Dikabarkan Akhiri Kontrak Khedira

"Jadi ya respon mitigasi itu sebenarnya ya harus kita sambut bukan kaget dan panik. Sekarang BMKG sudah maju di tim monitoring cepat diamati, diproses, berpotensi gempa atau tidak," ujar Daryono.

Bahkan dalam waktu lima menit, BMKG mampu menggambarkan modeling gempa yang dapat berpotensi tsunami di laut selatan pulau jawa.

"Kita mampu lima menit menggambarkan modeling gempa tsunami dari gempa besar yang dianalisis dengan sistem processing," tambah Daryono.

Baca Juga: Duh! Baru Sembuh dari Perawatan, Presiden AS Donald Trump Malah tetap Remehkan Pandemi Covid-19

Tak hanya itu, Daryono mengatakan bahwa BMKG menyiapkan sistem peringatan dini tsunami yang berbasis dampak.

"Kini BMKG udah melangkah lebih maju akan memberikan informasi landaan tsunami. Jadi kecamatan mana yang akan terlanda itu akan ada infonya semua karena kita akan membangun model database seperti ini," ujarnya.

Sebagai bagian dari upaya mitigasiBMKG telah menyediakan multi moda diseminasi atau sistem yang dapat memberikan informasi secara otomatis kepada masyarakat.

Baca Juga: Ikuti Jejak Sang Kakak di Dunia Hiburan, Hayeon adik Taeyon “Girls Generation “ Debut Hari ini

Beberapa di antaranya yakni SMS registrasi nomor ponsel, WRS (Warning receiver system), WhatsApps, Telegram, social media, televisi, radio, dan website.

Adapula sirine tsunami di 13 lokasi selatan Jawa yang sebelumnya telah disediakan jika kajian ITB tersebut terbukti benar.

Namun Daryono mengingatkan agar pemerintah daerah turut mengembangkan dana untuk menambah sirine tsunami sebagai perluasan dari sirine utama BMKG tersebut.

Baca Juga: Selain Aries, Ini Dua Zodiak yang Tak Segan Ajak Kamu Berkencan Duluan

Ia pun menegaskan bahwa sirine bukan sebuah peringatan dini adanya tsunami namun perintah untuk segera melakukan evakuasi.

Sirine itu sebenarnya bukan peringatan dini tapi perintah untuk evakuasi," ujarnya.

Merawat hutan pantai agar pohon-pohonnya mampu tumbuh tinggi pun dapat melindungi bangunan dari terpaan tsunami.

"Ini adalah kawasan rawan tsunami pada saat itu, sehingga rumah yang di belakangnya tidak ada pohon tinggal pondasinya saja," tambahnya

Meski BMKG telah menyediakan berbagai langkah, cara selamat saat tsunami sudah dekat pun cukup penting diperhatikan oleh diri sendiri.

Cara selamat tersebut yakni memanjat tower atau menara air, memanjat rumah, dan memanjat pohon.

"Bisa selamat hanya karena dia memahami cara selamat saat itu kala tsunami sudah dekat. Ini adalah sebuah keterampilan yang harus dilatih," ujarnya.***

 

 

 

 

 

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler