DENPASARUPDATE.COM -Penyakit cacar monyet atau monkey pox kembali menjadi kasus menyeruak di Jawa Tengah akhir-akhir ini. Waspada peningkatan varian baru dari COVID-19 saat ini harus ditambah dengan kemungkinan virus cacar monyet atau monkeypox yang saat ini ditengarai telah memiliki satu suspek infeksi di Jawa Tengah.
Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958, wabah ini menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian yang saat itu dianggap mirip cacar hingga dinamakan monkeypox.
Virus ini dapat menular ketika seseorang kontak langsung dengan virus melalui cairan tubuh atau luka dari hewan yang terinfeksi melalui cakaran atau gigitan, luka orang yang terinfeksi atau bahan yang terkontaminasi virus, yang menyentuh cairan atau luka tubuh.
Baca Juga: Marak Penipuan, Lakukan 4 Langkah Aman Ini Saat Membeli Mobil di Dealer Honda
Virus cacar monyet ini bahkan dapat menginfeksi melalui plasenta dari ibu hamil ke janin dalam kandungan. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan.
Apa gejala dan tanda terinfeksi virus cacar monyet (monkey pox)?
Manusia yang terinfeksi cacar monyet memiliki gejala yang mirip dengan gejala cacar air namun lebih ringan. Dimulai dari adanya demam, sakit kepala, nyeri otot dan kelelahan.
Baca Juga: Prediksi Skor dan Susunan Pemain Arema FC vs PSS Sleman di Pertandingan Liga 1 2022/2023
Tentu saja keduanya memiliki perbedaan yang signifikan, perbedaan gejala cacar air dan cacar monyet adalah cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedang cacar air tidak menyebabkan pembengkakan.