Jeroan Ikan Mengandung Protein Tinggiu dan Lemak Tak Jenuh, Ini Kata Pakar IPB

- 23 November 2020, 13:15 WIB
Pakar perikanan dari Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB) Dr Roni Nugraha, M.Sc
Pakar perikanan dari Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB) Dr Roni Nugraha, M.Sc /antaranews.com

DENPASARUPDATE.COM – Selama ini hampir semua orang tak suka mengonsumsi jeroan ikan, seperti hati, rahang dan insang. Namun fakta ilmiah menyebutkan, jeroan ikan justru mengandung protein dan lemak tak jenuh. Benarkah?

Pakar perikanan dari Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB) Dr Roni Nugraha, M.Sc. menyatakan bahwa jeroan pada ikan banyak mengandung protein dan lemak tak jenuh.

"Khusus untuk jeroan ikan, jikalau kita melihat komposisi kimianya, jeroan banyak mengandung protein dan juga lemak tak jenuh," katanya di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,dikutip DenpasarUpdate.Com dari laman antaranews.com, Senin 23 November 2020.

Baca Juga: The Doctor Hijrah ke Tim Satelit Yamaha Musim Depan, Begini Komentar Sang Big Boss

Ia mengemukakan bahwa lemak tak jenuh, terutama omega 3 dan omega 9, dapat bermanfaat mencegah inflamasi dalam tubuh.

"Omega-3 misalnya, dapat mencegah penyakit kardiovaskuler dan kalau dikonsumsi oleh bayi atau anak-anak dapat meningkatkan kecerdasan otak," kata doktor lulusan Universitas James Cook Australia itu.

Untuk Omega-9, kata dia, dapat menghambat pembentukan Low-density lipoprotein (LDL) atau "kolesterol jahat", penyebab pembentukan plak pada pembuluh darah kapiler.

Baca Juga: Nenek 67 Tahun Ditemukan Tewas Terlilit Kain di Peguyangan Kaja, Diduga Sengaja Bunuh Diri

Dia menjelaskan industri perikanan menghasilkan banyak sekali dengan apa yang disebutnya "by-products", antara lain tulang, jeroan, sisik, kepala dan bagian-bagian lain yang bukan merupakan produk utama, termasuk telur ikan.

Kata "by-product", kata dia, sebenarnya bersifat relatif, tergantung jenis industrinya.

Menurut dia, pada industri "fillet" ikan, organ-organ tersebut terkategori "by-product", tetapi pada industri caviar (telur ikan), maka telur ikan ini menjadi produk utama.

Baca Juga: Rilis 22 Januari 2021, PS-5 Sudah Bisa Dipesan di Indonesia, Berikut Harga yang Dibanderol

Ia menyatakan lebih memilih kata "by-product" karena organ-organ tersebut sebenarnya masih dapat dimanfaatkan.
Pada sejumlah penelitian, kata dia, diketahui bahwa jeroan ikan bila dilihat pada komposisi kimianya banyak kemanfaatannya, yakni protein dan juga lemak tak jenuh itu.

Namun, diakuinya bahwa jeroan ikan ini termasuk organ yang mudah sekali mengalami pembusukan dikarenakan banyaknya mikroba.

"Sehingga, apabila ingin dimanfaatkan untuk konsumsi manusia, perlu penanganan yang segera setelah dikeluarkan dari tubuh ikan agar tetap segar," kata Roni Nugraha yang menyelesaikan masternya di Department of Chemical Engineering, Chung Yuan Christian University, Taiwan itu.

Baca Juga: Sedang Bersihkan Area Balai Banjar, Diseruduk Mobil Milik WNA, Seorang Kakek Tewas

Pada umumnya, kata dia, industri ikan tidak menyediakan sumber daya yang dapat digunakan untuk menangani jeroan ikan, sehingga lebih banyak dibuang atau kalaupun disimpan tidak lagi dalam kondisi segar dan layak untuk dikonsumsi.

Halaman:

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x