Network
“D.P saat ini tengah mendulang popularitas yang masif secara global. Acara TV ini mengisahkan cerita mereka yang pergi mengejar rekan-rekan tentaranya, yakni orang-orang yang terpaksa meninggalkan pos mereka akibat dari kekerasan dan kekejaman yang tidak tertahankan dan tidak manusiawi,” kata outlet media Korea Utara tersebut.
Baca Juga: Sinopsis Drakor Hometown Cha Cha Cha Episode 5, Warga Desa Gongjin Curigai Hubungan Hong dan Hye Jin
“Perilaku ini secara terang-terangan mengungkap ketidakdisiplinan, kekerasan, dan korupsi politik yang telah mengacaukan angkatan bersenjata di Selatan (Korea Selatan) selama beberapa dekade,” kata outlet media Korea Utara melanjutkan.
Pernyataan dari outlet media Korea Utara tersebutlah yang jadi ramai diperbincangkan warganet di Korea Selatan, maupun di beberapa negara lain yang turut menjadi pemirsa dari serial Netflix ‘D.P’ ini.
Baca Juga: 10 Drama Korea yang Akan Tayang September 2021, Ada Pemain Reply 1988, Ryu Jun Yeol
Korea Utara dinilai terlihat sekali tengah memanfaatkan situasi ini untuk dapat menyoroti sisi negatif militer di Korea Selatan, atau bahkan sisi negatif Korea Selatan secara keseluruhan.
Dalam narasi yang dimunculkan oleh outlet media Korea Utara tersebut, Korea Selatan dianggap telah gagal menciptakan lingkungan militer yang bebas dari kekerasan, perundungan, ketidakdisiplinan, dan korupsi politik.
Baca Juga: ENHYPEN Pulih dari COVID-19, Segera Comeback dengan Full Album
“Pertunjukan TV tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa para prajurit ini tidak dapat bertahan dari bentuk kekerasan dan kekejaman tanpa melarikan diri dari pos mereka. Serta mengungkap gaya hidup bagai di neraka dari mereka yang dipaksa untuk bertugas menjadi tentara di Selatan (wajib militer di Korea Selatan),” kata mereka melanjutkan narasi.
Pihak yang diduga mewakili Korea Selatan tersebut, dengan gamblang turut melaporkan bahwa cerita dari serial Netflix ‘D.P’ ini, menggambarkan secara detail kisah nyata di kehidupan militer yang mencengangkan.
