DENPASARUPDATE.COM - Nasib miris terus saja menimpa kaum Muslim beretnis Uighur di Republik Rakyat Tiongkok atau China.
Baru-baru ini terungkap bahwa mereka kerap dipaksa untuk memakan daging babi yang diharamkan dalam ajaran agama Islam.
Ini seperti diungkapkan oleh salah seorang Mantan penghuni kamp di Xinjiang, Tiongkok, Sayragul Sautbay dikutip dari Aljazeera mengungkapkan hal tersebut, Jumat 4 Desember 2020.
Baca Juga: Pesta Sabu, Anggota DPRD Ini Diciduk Polisi
Bahkan, ia mengaku pemaksaan untuk memakan daging babi itu dilakukan pada hari suci umat Islam yakni Jumat.
Selain itu, para penghuni kamp juga dilarang untuk melakukan ibadah, termasuk menjalankan shalat.
Baca Juga: Hashim Bicara Soal Korupsi Edhy Prabowo: Sudah Diangkat dari Selokan Malah Mengkhianti Kami
"Setiap Jumat, kami dipaksa makan daging babi. Mereka sengaja memilih hari suci bagi umat Islam dan jika kami menolaknya, kami akan mendapatkan hukuman yang berat," kata Sautbay.
#Sayragul #Sautbay released a book about her experience at Chinese concentration camp (part 1). Chinese Genocide policy against the Native People of #EastTurkistan #Uygurs #Kazakhs #Kyrgyz #Uzbeks and #Tatars #IndepenceToEastTurkistan #FreeKazakhs pic.twitter.com/otlXJ9X6QQ— FreeKazakhs (@FreeKazakhs) August 20, 2020
Ditanya bagaimana perasaannya, Sautbay menyebut, dirinya merasa seperti orang yang berbeda, dan sulit menerima perlakuan tersebut.
Baca Juga: Ini Update Harga Emas Hari Ini Sabtu 5 Desember 2020, Emas Antam Rp1.921.000 per 2 Gram
"Sulit untuk menjelaskan dengan kata-kata. Saya merasa seperti saya adalah orang yang berbeda," sebutnya.
Sautbay diketahui dibebaskan dari kamp "Pendidikan" China lebih dari dua tahun lalu. Sautbay yang merupakan seorang dokter ini kini tinggal di Swedia.
Baca Juga: Miris, Sebulan Disekap, Dua ABG Perempuan di Bali Ini Dipaksa Jadi PSK
Baru-baru ini Sautbay menerbitkan sebuah buku yang menceritakan penderitaannya di kamp konsentrasi tersebut.
Termasuk bagaimana ia menyaksikan pemukulan, dugaan pelecehan seksual, dan sterilisasi paksa.
Baca Juga: Waduh! Ali Mochtar Ngabalin Laporkan 2 Pengamat ke Polda Metro Jaya Gara-Gara Ini
Pemerintah Cina berkali-kali membela kebijakannya yang diterapkan di Xinjiang, juga membantah keberadaan kamp konsentrasi tersebut.
Namun saat Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan lebih dari satu juta orang telah ditahan di sana, pemerintah Cina mengatakan mereka mengoperasikan pusat pelatihan untuk mengajari etnis Uighur keterampilan baru.***