DENPASARUPDATE.COM – Diduga terlibat pencurian teknologi sedikitnya 1.000 peneliti asal Tiongkok dipaksa meninggalkan Amerika Serikat (AS).
Sebagaimana dilansir kantor berita ANTARA, pihak Amerika Serikat menindak keras dugaan pencurian teknologi, seperti diungkap pejabat keamanan nasional senior Departemen Kehakiman, John Demers, Rabu, 2 Desember 2020.
Kepala cabang kontraintelijen kantor Direktur Intelijen Nasional AS, William Evanina, mengatakan kepada Aspen Institute Cyber Summit bahwa agen Tiongkok telah menargetkan personel pemerintahan Presiden terpilih Joe Biden mendatang, beserta "orang-orang yang dekat" dengan tim Biden.
Baca Juga: Waduh, Sergi Pemain Bertahan Bercelona Ikut Terpapar Covid-19
Pejabat Departemen Kehakiman mengatakan para peneliti yang dimaksud Demers, yakni kelompok yang berbeda dengan mereka yang disebutkan oleh Departemen Luar Negeri pada September.
Pada saat itu dikatakan bahwa AS telah mencabut lebih dari 1.000 visa milik warga Tiongkok berdasarkan keputusan presiden, yang melarang masuk mahasiswa dan peneliti yang dianggap berisiko bagi keamanan.
Baca Juga: Kalah Dari PSG, United Jadi Wakil Inggris Satu-Satunya yang Belum Lolos ke Babak 16 Besar UCL
Tiongkok menggambarkan langkah tersebut sebagai persekusi politik "telanjang" dan diskriminasi rasial yang melanggar keras hak azsi manusia. ***