“Sebenarnya tokoh-tokoh di sana itu berusaha mengubah stigma yang melekat di kawasan itu. Tapi tidak ditanggapi dengan baik. Kami sudah bertemu dengan beberapa tokoh masyarakat dan tokoh agama, dan semua pihak sepakat stigma itu harus dihapus,” ujar Agus.
Hingga kini polisi masih mengembangkan kasus tersebut. Rencananya dalam waktu dekat polisi akan melakukan rekonstruksi terkait kasus tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, perkelahian berdarah terjadi di Desa Pegayaman pada Minggu, 3 Juli 2022. Peristiwa itu melibatkan empat orang, yakni Ketut Fauzi, Edi Salman, Zakaria, dan Nu’ul.
Dalam peristiwa itu, Ketut Fauzi dan Edi Salman tewas. Sementara Zakaria dan Nu’ul sempat kabur dan bersembunyi di kawasan Desa Silangjana. Mereka akhirnya diamankan polisi pada Sabtu, 6 Juli 2022 lewat sebuah drama pengejaran. ***