Network
DENPASARUPDATE.COM – Kondisi pandemi yang memperburuk ekonomi di Bali. Bukan hanya seseorang harus kehilangan pekerjaan alias di PHK. Namun juga membuat warga mengambil jalan pintas untuk harus tetap bertahan hidup, meski berhadapan hukum. Dengan nekat menjadi kurir sabu-sabu.
Kasat Narkoba Polres Tabanan, AKP I Gede Sudiarna Putra mengaku terjadi peningkatan kasus narkoba di Tabanan selama pandemi Covid-19. Tahun 2020 lalu ada 31 kasus dengan 40 tersangka dibekuk.
Sedangkan saat ini diawal tahun 2021 baru dua 7 kasus pihaknya ungkap dengan 8 tersangka dibekuk.
Dia pun memprediksi, kasus narkoba anak mengalami kenaikan seiring minimnya lapangan pekerjaan, ekonomi lesu dan banyak PHK. Otomatis banyak orang mengambil pekerjaan yang tak semestinya digeluti dengan menjadi seorang kurir sabu.
Baca Juga: Tidak Lakukan Uji Coba dengan Persija atau Persikabo, Teco Hanya Fokus Evaluasi Internal
Mengapa demikian jika berkaca pada tahun 2020 lalu dari puluhan tersangka yang berhasil diamankan sejak pandemi banyak 'pemain baru'. Mereka yang dimaksud adalah pekerja freeland dan pekerja sektor pariwisata yang dirumahkan.
Menurutnya, dengan kondisi saat ini banyak yang justru terjerumus ke dunia narkotika untuk memperoleh penghasilan. Bahkan, selain pekerja sektor pariwisata lokal Bali, beberapa tersangka juga sebelumnya bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau yang lebih dikenal bekerja di Kapal Pesiar.
Kemungkinan mereka terjerumus ke dunia tersebut lantaran upah yang diterima juga cukup menggiurkan. Ia mencotohkan dalam sekali 'tempel' para pengedar ini biasanya menerima upah Rp 50 Ribu. Bisa dibayangkan dalam sehari ia nempel beberapa kali.
"Peningkatan di masa pandemi justru lumayan, mereka dominan dari pekerja sektor pariwisata. Bahkan bulan Januari lalu kita juga ungkap salah satu pelaku yang sebelumnya bekerja di kapal pesiar," ungkapnya.
