Network
DENPASARUPDATE.COM – Kekerasan antar remaja akhir-akhir ini kian banyak terjadi. Hebohnya, aksi baku pukul antar remaja cewek malah acap mewarnai laman media sosial.
Kali ini dua remaja cewek asal Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Bali harus berurusan dengan polisi.
Apa sebab?. Perkelahian dua remaja cewek terjadi pada Selasa 23 Februari 2021 siang. Bentrok fisik remaja berinisial sebut saja Nina dan Asih ini terjadi di kompkleks Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno, Sukasada tak jauh dari tapal batas kota Singaraja.
Usut punya usut, ternyata mereka ribut soal pacar. Ditengarai Nina dan Asih ini sama-sama menyukai satu pemuda yang sama. Baik Nina maupun Asih sama-sama membawa teman.
Belakangan remaja berinisial Kiki dan Laras terlibat adu mulut. Keduanya merupakan teman dari remaja berinisial Nina dan Asih.
Debat kusir pun tak terelakkan hingga suasana memanas. Belakangan remaja cewek bernisial Lili yang tak lain teman dari Nina malah bentrok dengan Asih. Diduga itu terjadi akibat hasutan.
Baca Juga: Kabupaten Tabanan Terima 1.300 Dosis Vaksin Tambahan untuk Warga Pelayan Masyarakat
Gawatnya, aksi baku pukul itu sempat direkam oleh remaja berinisial Gendis asal Desa Padangbulia. Video itu kemudian diunggah di media sosial, sehingga langsung viral.
Saking banyakya warganet yang menonton postingan itu sehingga ramai dan menyita perhatian publik. Belakangan ternyata sudah dihapus.
Kasubbag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya membenarkanperistiwa baku pukul tersebut. Menurut Sumarjaya, awalnya remaja berinisial Nina dan Asih berjanji bertemu di RTH Bung Karno untuk menyelesaikan masalah pribadi. Namun keduanya sama-sama membawa teman.
Baca Juga: Catat Jadwalnya! Bali United dan Bhayangkara Solo FC Jadi Lawan Uji Coba Timnas Indonesia
“Sebenarnya yang berkelahi ini bukan yang punya masalah. Rekan dari Polsek Sukasada sudah minta keterangan. Jadi untuk sementara pemicunya itu rebut masalah pacar,” terang Sumarjaya, kepada awak media, 24 Februari 2021.
Pihaknya kata Sumarjaya, sudah memberikan pembinaan pada para anak yang terlibat bentrok fisik tersebut. Pembinaan juga melibatkan orang tua serta tokoh masyarakat di desa setempat. Polisi juga mengingatkan agar orang tua benar-benar memerhatikan kondisi anak mereka.
“Ini bukan seutuhnya kesalahan si anak. Tapi juga kurangnya pengawasan orang tua dan lingkungan. Jadi kami harap orang tua dan masyarakat sekitar tetap mendidik anak. Agar peristiwa seperti ini tidak terulang,” pungkas Sumarjaya. ***
