Ekonom Katakan Resesi Ekonomi Indonesia Lebih Panjang Dari Krisis 1998

- 23 Oktober 2020, 11:15 WIB
Ilustrasi krisis ekonomi.
Ilustrasi krisis ekonomi. //Pixabay

DENPASARUPDATE.COM - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu minus menjadi perhatian para ekonom tanah air.

Ekonom mengatakan Indonesia sejatinya sudah menunjukkan tren penurunan sejak kuartal IV tahun 2019 atau sebelum adanya pandemi Covid-19.

Sementara Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean memberi catatan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III selalu lebih rendah dari kuartal II dalam satu dekade terakhir.

Baca Juga: Mau Pilih Xpander Cross atau Xpander Rockford Fastage Balck Edition, Lihat Spesifikasi dan Harga!

"Hanya di tahun 2009, 2014, dan 2015 terlihat kinerja pertumbuhan kuartal 3 lebih tinggi dibanding kuartal 2," ujar Adrian Kamis 22 Oktober 2020. Sebagaimana dilansir dari Warta Ekonomi dengan judul berita Waspada Indonesia Terancam Krisis Panjang Melebihi Krisis Moneter 1998.

Ia menjelaskan tahun 2009 adalah fase terjadinya global financial crisis. Tahun 2014-2015 adalah fase terjadinya kejatuhan harga-harga komoditas dunia termasuk batu bara. Dengan mengacu pada definisi terkait resesi, Indonesia sebenarnya telah memasuki zona resesi bahkan sejak kuartal I 2020. Pertumbuhan antarkuartal di kuartal 4 2019 telah mengalami kontraksi sebesar -0,21% dan kontraksi kedua di kuartal I 2020 sebesar -1,55%.

"Sehingga, kontraksi ketiga di kuartal II 2020 sebesar -4,20% dapat dipandang sebagai konfirmasi bahwa Indonesia memang telah berada zona resesi sejak semester pertama tahun ini," katanya.

Adrian memproyeksi, pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 berada di -3,3% yoy. Ini artinya, perekonomian Indonesia sudah akan mengalami kontraksi selama empat kuartal berturut-turut sejak kuartal IV 2019.

Baca Juga: Sederet Manfaat Prenatal Yoga untuk Mengatasi Keluhan Selama Masa Kehamilan

Halaman:

Editor: M Hari Balo

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x