Prof. Didik J. Rachbini: Indonesia Akan Tertinggal dan Cepat Tua, Dr. Aviliani Nilai Perbankan hanya Cari Aman

- 28 Agustus 2021, 13:52 WIB
Ekonom Senior Prof. Dr. Didik J. Rachbini soroti kinerja pemerintah khususnya perbankan nasional yang melemah.
Ekonom Senior Prof. Dr. Didik J. Rachbini soroti kinerja pemerintah khususnya perbankan nasional yang melemah. /Pikiran Rakyat/Denpasar Update

 

DENPASARUPDATE.COM – Perekonomian Indonesia ditengah pandemi Covid-19 ini nyaris remuk. Pertumbuhan ekonomi Bali saja sebagai basis pariwisata nasional penyumbang devisa terbesar sempat jatuh minus hingga 11 persen (kini sudah 9 persen).  

Menyikpai kondisi ini, pakar ekonomi nasional ramai-ramai menyoroti kinerja oemerintah, khususnya kalangan perbankan dan BUMN. Kondisi ini diperparah kondisi perbankan yang terkesan jalan ditempat. Ekonom Senior Prof. Dr. Didik J Rachbini menyoroti penetrasi perbankan yang terus melemah dalam diskusi bertajuk, “Katanya Pertumbuhan Ekonomi Naik, Kok Kredit Masih Seret?” di Jakarta, 25 Agustus 2021 baru lalu.

Prof. Didik menyoal kinerja perbankan saat ini yang panitrasinya sangat rendah.  “Bahkan tragisnya saat ini penetrasi perbankan ke masyarakat meski dalam keadaan normal hanya 42 persen malah lebih rendah dari penetrasi perbankan Filipina 70 persen, Bangladesh 64 persen bahkan kalah dengan Myanmar. Apalagi Singapura yang 136 persen,” sorotnya, menyentil.

Baca Juga: Sinopsis Pompeii, Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV

Ia menilai bahwa pimpinan bank pemerintah mencari posisi aman dengan tidak terus mengembangkan level penetrasinya ”Bank tidak mejadi pelopor mendorong dinamika bisnis, cuma ikut saja perdagangan dan bisnis yang ada,” cetus Prof. Didik yang juga rektor Universitas Paramadina ini.

Prof. Didik juga mengutip disertasi Sandiaga Uno, terkait  level entrepreneurship inisiatifnya sangat rendah hanya 44 persen.  “Ini menyebabkan BUMN dan bank BUMN mandeg. Jika demikian terus maka Indonesia akan terus tertinggal dan cepat tua karena sebelum naik menjadi negara kaya, semua indikatornya sudah meredup,” sorotnya, pula.

Didik juga menilai bahwa setelah krisis, perbankan cenderung tidak bergerak untuk penetrasi ke masyarakat, dan hanya “melayani” orang-orang kaya saja. “Bahkan terkesan manja ketika hanya ‘main’ di SUN yang pertumbuhannya hampir 40 persen. SUN juga bunganya paling tinggi di dunia dan amat menguras pajak masyarakat.” Katanya. 

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta, Minggu 29 Agustus 2021 Besok: Cancer, Taurus, dan Gemini Lebih Romantis

Halaman:

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Pikiran Rakyat PRMN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x